Bisnis.com, JAKARTA — Salah seorang pejabat pemerintahan Israel menyebut adanya kemungkinan menjatuhkan bom nuklir ke Gaza, Palestina. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan hal lain dan justru mendisiplinkan pejabat itu.
Dilansir dari Aljazeera, Menteri Warisan Israel Amichai Ben-Eliyahu sempat menyampaikan pernyataan kontroversial yang menimbulkan gelombang kritik keras, bahkan dari internal pemerintah Israel sendiri.
Amichai Eliyahu, dalam wawancara dengan Radio Kol Berama pada Sabtu (4/11/2023), menyebut bahwa terdapat kemungkinan penggunaan bom nuklir untuk menyerang Gaza, Palestina.
"[Menjatuhkan nuklir adalah] salah satu kemungkinan," ujar Eliyahu, dilansir dari Aljazeera pada Minggu (5/11/2023).
Eliyahu yang merupakan seorang ultranasionalis dan anggota partai ekstrem kanan Israel, Otzma Yehudit, kerap menuduh bahwa tidak ada warga sipil Palestina yang tidak bersalah. Hal itu yang membuatnya meyakini untuk melakukan tindakan ekstrem dengan nuklir ke Gaza.
Namun demikian, pernyataan Eliyahu ternyata disangkal oleh pimpinan tertinggi negaranya, yakni Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Baca Juga
Netanyahu menyebut bahwa pernyataan Eliyahu itu bukan merupakan sikap pemerintahan Israel.
"Pernyataan itu tidak berdasarkan pada kenyataan," ujar Netanyahu.
Berdasarkan pemberitaan Reuters, Netanyahu mendisiplinkan anggota kabinetnya itu karena menyampaikan wacana penggunaan bom nuklir di Gaza.
Kantor Perdana Menteri Israel mengeluarkan pernyataan bahwa Eliyahu telah diskors dari rapat kabinet sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Netanyahu menolak berkomentar lebih lanjut soal pernyataan terkait bom nuklir itu. Namun, Netanyahu menyebut bahwa apa yang dilakukan Israel sesuai dengan standar hukum internasional mengenai perang.
"Israel dan IDF beroperasi sesuai dengan standar tertinggi hukum internasional untuk menghindari kerugian bagi orang yang tidak bersalah. Kami akan terus melakukannya sampai kemenangan kami," ujar Netanyahu.