Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ngotot Bantu Palestina, 3 WNI Relawan MER-C Tolak Dievakuasi dari Gaza

3 WNI relawan MER-C menolak untuk dievakuasi dari Gaza karena masih ingin bantu masyarakat Palestina.
Penyaluran bantuan untuk warga Palestina di Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza./dok, MER-C
Penyaluran bantuan untuk warga Palestina di Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza./dok, MER-C

Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 3 warga negara Indonesia (WNI) relawan MER-C menolak dievakuasi dan memutuskan tetap tinggal untuk membantu para korban agresi Israel di Gaza Palestina. 

Relawan MER-C di Gaza, Palestina yaitu Fikri Rofiul Haq mengatakan dalam pesan suara bahwa dia dan dua rekannya memilih tidak dievakuasi, untuk bisa membantu suplai makanan dan obat-obatan bagi warga Gaza.

"Kami dan dua relawan MER-C lainnya memutuskan untuk tidak evakuasi karena Insya Allah kami akan terus bantu mensuplai makanan serta obat-obatan untuk warga Gaza terkhusus di Rumah Sakit Indonesia," ucapnya, dalam rekaman video yang dibagikan MER-C. 

Dia mengatakan bahwa di Rumah Sakit Indonesia di Gaza, saat ini terdapat lebih dari 2.000 warga Gaza yang berlindung dari serangan Israel. Sejauh ini sudah ada lebih dari 3.500 korban luka dan 1.200 korban jiwa yang diterima oleh RS Indonesia. 

Lebih lanjut, dia menyatakan bahwa Rumah Sakit Indonesia saat ini harus bertahan dengan mengandalkan satu generator pembangkit listrik untuk merawat ribuan orang yang terluka di Gaza. 

Kondisi tersebut memaksa pihak Rumah Sakit Indonesia untuk mengurangi pemakaian listrik di sejumlah besar ruangan.

"Ruangan-ruangan pasien terjadi pengurangan pemakaian listrik. Ini bertujuan untuk menghemat bahan bakar dan pihak Rumah Sakit Indonesia saat ini mengutamakan aliran listrik ke lantai satu karena di sana terdapat ruang gawat darurat. Memang sampai saat ini Rumah Sakit Indonesia masih mengalami krisis bahan bakar serta obat-obatan," lanjutnya. 

Seperti diketahui, perang Hamas vs Israel pecah berkobar sejak 7 Oktober 2023 lalu. Israel memblokade total dan melarang masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. 

Adapun seluruh rumah sakit di Gaza juga tidak bisa mendapatkan listrik untuk dapat mengoperasikan peralatan di rumah sakit yang penting untuk merawat para korban. 

Sementara itu, rumah sakit juga kehabisan obat-obatan dan air bersih untuk bisa merawat pasien korban agresi Israel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper