Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belajar Iklas dari Relawan Tanggap Darurat Besutan Anawindri

Para relawan kemanusiaan bersemangat dalam mengikuti Emergency First Response Training yang digelar oleh Korp Relawan Anawidri Indonesia (KRAI).
Peserta pelatihan Emergency First Response Training yang digelar oleh Korp Relawan Anawidri Indonesia (KRAI) di daerah perkemahan Bhumi Cantigi Camp, Cidahu, Sukabumi, baru-baru ini./Bisnis
Peserta pelatihan Emergency First Response Training yang digelar oleh Korp Relawan Anawidri Indonesia (KRAI) di daerah perkemahan Bhumi Cantigi Camp, Cidahu, Sukabumi, baru-baru ini./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Semangat Alia Bachtiar Pandjaitan dan Purwo Sutrisno terlihat masih menyala. Suka cita terpancar dari raut wajahnya, meski terpapar panas dan dinginnya hujan di Desa Cidahu, Sukabumi.

Usia Alia Pandjaitan dan Purwo Sutrisno terpaut hampir 6 dekade. Alia adalah siswi SMAN 70 Jakarta. Usianya baru menginjak 17 tahun. Adapun Purwo Sutrisno atau biasa disapa Bang Lucan berumur 76 tahun.

Mereka dipertemukan dalam ajang Emergency First Response Training yang digelar oleh Korp Relawan Anawidri Indonesia (KRAI) di daerah perkemahan Bhumi Cantigi Camp, Cidahu, Sukabumi, baru-baru ini.

Alia dan Lucan adalah dua peserta dari 50 orang yang mengikuti teknik pertolongan pertama ketika menemui kondisi darurat, seperti saat mendaki gunung, bersepeda, offroad, korban kecelaan dan kondisi lainnya.

“Saya baru pertama kali mengikuti pelatihan P3K [pertolongan pertama pada kecelakaan]. Ini sangat membantu kami untuk menolong orang dalam kondisi darurat,” kata Alia yang juga anggota siswa pecinta alam (sispala) Sisgana 70 kepada Bisnis.

Belajar Iklas dari Relawan Tanggap Darurat Besutan Anawindri

Alia Bachtiar Pandjaitan/Bisnis

Menurutnya, pengalaman pertama ini sangat berarti. Dia mendapatkan hal baru, mulai dari penanganan darurat orang sakit maupun yang meninggal saat terjadi kecelakaan. Alia tidak merasa minder meskipun berusia paling muda pada acara itu.

Begitu juga bagi Lucan. Sebagai peserta paling senior, dia tidak pernah canggung bergaul dengan yang lebih muda. Tujuan pria paruh baya yang memiliki 5 anak dan sejumlah cucu itu hanya ingin belajar bagaimana penanganan darurat saat terjadi kecelakaan.

Dia justru ingin memberikan semangat kepada yang lebih mudah untuk tidak lelah belajar, apalagi bagi pegiat alam bebas. Menurutnya, pegiat alam bebas adalah relawan yang harus siap selalu membantu dalam kondisi darurat.

“Kita justru ingin memberikan semangat kepada kaum muda, menanamkan jiwa untuk saling menolong apalagi dalam kondisi darurat,” kata anggota Yayasan Wira Volunteer Indonesia itu.

Lucan yang juga pendiri mahasiswa pecinta alam (mapala) Krisna Pala, Universitas Krisna Dwipayana ini, mengaku belajar kedaruratan untuk kemudian ditularkan kepada juniornya yang ada di kampus.

Belajar Iklas dari Relawan Tanggap Darurat Besutan Anawindri

Purwo Sutrisno alias Lucan./Bisnis

Pelatihan Tanggap Darurat Anawindri

Pelatihan tanggap darurat bagi relawan ini pertama kali dilakukan oleh Korp Relawan Anawidri Indonesia (KRAI). Menurut Ketua Umum KRAI Joni Arianto, pelatihan seperti ini perlu dilakukan untuk melatih para relawan atau pecinta alam ketika terjun dalam tanggap darurat.

Dia menyampaikan KRAI tidak melakukan operasi tanggap darurat secara langsung apabila terjadi bencana. Namun, ungkapnya, memberikan dukungan kepada tim yang melakukan tanggap darurat saat melakukan pencarian atau pertolongan korban.

“Pelatihan ini salah satu bentuk dukungan, untuk meningkatkan keahlian relawan dalam membantu atau menemukan korban saat terjadi kecelakaan atau bencana alam,” tuturnya.

KRAI merupakan bagian dari PT Cantigi Anawidri Indonesia. Organisasi sosial ini dibentuk sebagai tanggung jawab sosial dalam kemanusiaan dan kebencanaan. PT Cantigi sendiri bergerak dalam bisnis outbond dan training di alam bebas.

“Di pelatihan ini ibaratnya kami dukung penuh untuk kemajuan para relawan dalam tanggap darurat. Kami ingin para relawan itu, minimal mampu menolong dirinya sendiri, sebelum menolong orang,” kata Iben sebagai pemilik PT Cantigi Anawidri Indonesia.

Belajar Iklas dari Relawan Tanggap Darurat Besutan Anawindri

Don Hasman, sebagai pegiat alam bebas yang sudah berusia 84 tahun, mengaku senang para pecinta alam atau relawan saat ini mendapatkan pelatihan dari tenaga medis langsung.

“Saya senang memberikan kesaksian apa yang dilakukan para pemuda masa sekarang, mereka mujur sekali mendapat bimbingan dan pelatihan dari tenaga medis yang terampil. Kita boleh bersyukur ada insan yang baik hati menyediakan waktu dan tenaga membantu keadaan darurat,” ujarnya.

Sejak didirikan, KRAI turut serta dalam merespons bencana alam, memberikan bantuan kemanusiaan, serta menjalankan berbagai program sosial yang bertujuan untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat Indonesia dalam menghadapi bencana.

Dalam kiprahnya, KRAI juga bekerja sama dengan berbagai organisasi dan lembaga lainnya untuk memperkuat program-program yang mereka jalankan.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper