Bisnis.com, SOLO - Direktur Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Craig Mokhiber memutuskan untuk mundur dari jabatannya.
Surat pengunduran dirinya itu ditulis pada 28 Oktober, di mana ia merasa gagal memanfaatkan kekuasaannya untuk menghentikan genosida di Gaza.
Mokhiber, dalam surat kepada komisaris tinggi PBB di Jenewa, Volker Turk, menyebut peristiwa yang terjadi di Gaza menjadi bukti bahwa PBB kembali gagal dalam mencegah genosida.
"Sekali lagi kita melihat genosida terjadi di depan mata kita dan organisasi yang kita layani tampaknya tidak berdaya untuk menghentikannya," ujarnya dalam surat tersebut, dikutip dari The Guardian.
Craig juga menyerukan adanya tindakan pembubaran terhadap Israel dan mulai mendukung Palestina untuk merdeka sebagai negara.
"Kita harus mendukung pembentukan negara sekuler yang demokratis dan tunggal di seluruh wilayah Palestina yang bersejarah, dengan hak yang sama bagi umat Kristen, Muslim, dan Yahudi. Oleh karena itu, penghapusan kelompok-kelompok yang sangat rasis, pemukim-proyek kolonial dan mengakhiri apartheid di seluruh negeri," lanjut Mokhiber.
Baca Juga
Adapun Craig Mokhiber telah bekerja untuk PBB sejak tahun 1992, di mana ia memegang sejumlah peran penting.
Ia merupakan pengacara dan spesialis dalam bidang hukum, kebijakan, dan metodologi HAM internasional di PBB.
Craig juga pernah memimpin pengembangan karya yang membahas mengenai pendekatan berbasis HAM.
Dirinya pun bertindak sebagai penasihat senior HAM untuk Palestina, Afghanistan, dan Sudan. Ia bahkan pernah tinggal di Gaza pada tahun 1990an.
Selama berkarier di PBB dan membela negara-negara tersebut, Craig mendapat banyak kecaman dari masyarakat pro-Israel.
Ia bahkan pernah dikritik karena memberi dukungan terhadap gerakan boikot, divestasi, sanksi, serta menuduh Israel melakukan apartheid.