Bisnis.com, JAKARTA - Taiwan akan melangsungkan pemilihan presiden (pilpres) dan parlemen pada 13 Januari 2024, yang diadakan setiap 4 tahun sekali.
Para kandidat presiden Taiwan akan berkontestasi dan mencalonkan diri untuk pemilihan Januari tahun depan. Meski masih bersitegang dengan China, Taiwan akan tetap mengadakan kontestasi tersebut.
Melansir Reuters, Selasa (24/10/2023), berikut daftar para kandidat presiden Taiwan, dan posisi mereka dalam hubungan dengan China:
Lai Ching-te
Lai yang juga dikenal dengan nama Inggrisnya William, mencalonkan diri dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa. Saat ini, dia menjabat sebagai wakil presiden Taiwan. Dia juga menjabat sebagai ketua DPP, dan secara konsisten memimpin jajak pendapat.
Lai bersama dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan China namun ditolak, karena Beijing memandang mereka berdua sebagai separatis.
Lai dan Tsai mengatakan bahwa hanya rakyat Taiwan yang dapat menentukan masa depan mereka. Sementara, dalam hubungannya dengan China, Lai dibenci karena dianggap sebagai separatis dan China kembali menekankan Taiwan sebagai wilayahnya sendiri.
Baca Juga
Adapun, Lai baru-baru ini mengecam China atas penyelidikannya terhadap pemasok utama Apple AAPL.O, Foxconn 2317.TW.
Dia mengatakan bahwa China seharusnya menghargai perusahaan-perusahaan Taiwan yang telah membantu pembangunan ekonomi negaranya dan tidak menekan selama pemilu.
Adapun Foxconn sedang menghadapi penyelidikan pajak di China. Penyelidikan ini dilakukan karena alasan-alasan politis yang berkaitan dengan pemilu Taiwan.
"Selama pemilihan umum, China tidak perlu menekan perusahaan-perusahaan Taiwan, menuntut mereka untuk menyatakan sikap, atau bahkan secara langsung mendukung kandidat yang mereka sukai," katanya.
Perusahaan-perusahaan Taiwan akan kehilangan kepercayaan diri terhadap China dan jika merasa takut akan mengalihkan produksi ke tempat lain yang akan menjadi kerugian besar bagi China.
Hou Yu-ih
Hou adalah kandidat dari partai oposisi utama Taiwan, Kuomintang (KMT), yang pemerintahannya melarikan diri pada 1949 setelah kalah dalam perang saudara dengan Komunis Mao Zedong.
Hou adalah wali kota dari kota tetangga Taipei, New Taipei. Dia terpilih kembali dengan telak tahun lalu, namun secara umum berada di urutan ketiga dalam jajak pendapat untuk pilpres Taiwan.
KMT secara tradisional mendukung hubungan dekat dengan China namun dengan tegas menyangkal bahwa mereka pro-Beijing. Lebih lanjut, Hou telah mengatakan dan menjanjikan jika terpilih menjadi presiden Taiwan, maka dia akan memulai kembali pembicaraan dengan China.
Ko Wen-je
Ko merupakan mantan Wali Kota Taipei, kandidat dari Partai Rakyat Taiwan yang kecil. Beberapa jajak pendapat telah menempatkannya dengan cepat menyusul Lai, meskipun sebagian besar menempatkannya di posisi kedua.
Menurutnya, China harus mengusulkan kerangka kerja baru untuk keterlibatan dengan Taiwan dan menjelaskan yang ditawarkan Beijing.
Ko mengatakan bahwa China yang mengklaim sebagai kekuatan dunia harus menjelaskan lebih lanjut terkait penyelidikan terhadap Foxconn tersebut.
"Masalah terbesar dalam masalah ini adalah bahwa pemerintah Taiwan tidak memiliki cara untuk berkomunikasi dengan China daratan atas nama perusahaan-perusahaan Taiwan," kata Ko.
China memutus mekanisme pembicaraan rutin antara pemerintah dengan Taiwan setelah Presiden Tsai Ing-wen menjabat pada 2016.
Terry Gou
Gou adalah miliarder pendiri pemasok utama Apple, Foxconn 2317.TW, meskipun dia tidak lagi menjalankan perusahaan tersebut. Dia mencalonkan diri sebagai calon independen namun perolehan suaranya sangat rendah.
Gou menuduh DPP yang berkuasa membawa Taiwan ke ambang perang dengan China dengan kebijakan-kebijakannya yang bermusuhan.
Menjelang pilpres, China menyelidiki urusan pajak Foxconn. Penyelidikan ini diyakini terjadi karena alasan politis yang berkaitan dengan pilpres Taiwan.
Pendiri perusahaan Foxconn Terry Gou, di mana mencalonkan diri sebagai kandidat independen untuk menjadi presiden Taiwan.
Adapun Foxconn selama ini telah mendorong untuk basis manufakturnya di luar China, ke tempat seperti India, yang menurut salah satu sumber mungkin telah berkontribusi juga ke China.
Gou belum mengomentari penyelidikan ini, dengan tim kampanyenya merujuk pertanyaan-pertanyaan kepada Foxconn dan menunjukkan bahwa dia tidak lagi terlibat dalam menjalankan perusahaan sehari-hari, meskipun dia tetap menjadi pemegang saham terbesar.
Menurut tim medianya, Gou membatalkan acara kampanye yang semula dijadwalkan pada Senin malam, dan tidak memiliki acara yang direncanakan pada Selasa (24/10/2023).
Foxconn mengatakan dalam sebuah pernyataan pada bahwa kepatuhan hukum adalah prinsip fundamental dari operasinya, dan akan secara aktif bekerja sama dengan unit-unit yang relevan dalam pekerjaan dan operasi terkait.
Saham Foxconn memperpanjang penurunannya pada Selasa, ditutup turun 2,2% dibandingkan dengan kenaikan 0,4% di pasar yang lebih luas. Saham ditutup 2,9% lebih rendah pada Senin (23/10/2023).