Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diungkap Intelijen, Rusia Kerahkan 400.000 Tentara untuk Duduki Ukraina

Diungkap intelijen ternnyata Rusia mengerahkan 400.000 tentara untuk duduki Ukraina.
Sebuah ledakan terlihat di langit di atas kota selama serangan rudal Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Kyiv, Ukraina 30 Agustus 2023. REUTERS/Vladyslav Sodel TPX IMAGES OF THE DA
Sebuah ledakan terlihat di langit di atas kota selama serangan rudal Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Kyiv, Ukraina 30 Agustus 2023. REUTERS/Vladyslav Sodel TPX IMAGES OF THE DA

Bisnis.com, JAKARTA - Juru bicara intelijen militer Ukraina (HUR) Andrii Yusov dalam siaran televisi KYIV24, Senin (23/10), mengatakan Rusia saat ini telah mengerahkan lebih dari 400.000 tentara di wilayah Ukraina.

“Ada cukup kekuatan untuk melakukan operasi terpisah di wilayah tertentu di garis depan. Dan kelompok penjajah di Ukraina di wilayah yang diduduki sementara, kami ingatkan Anda, berjumlah lebih dari 400 ribu prajurit Rusia,” kata Yusov.

Terlepas dari apa yang digambarkan Yusov sebagai “personel dalam jumlah besar,” juru bicara HUR mengatakan dia tidak mengantisipasi serangan musim dingin Rusia dalam skala yang sama seperti yang terjadi pada Februari 2022, ketika Rusia melancarkan invasi skala penuh.

“Kami tidak berbicara tentang terulangnya skenario yang terjadi pada Februari 2022. Namun di wilayah tertentu, ya, musuh akan terus mencoba melakukan operasi ofensif terpisah,” ujarnya.

Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina melaporkan pada 23 Oktober bahwa pasukan Rusia melancarkan serangan di berbagai sektor di front timur, termasuk di dekat Avdiivka, Kupiansk, Lyman, Bakhmut, dan Marinka.

Selain konsentrasi besar personel militer Rusia, Yusov mengatakan “senjata baru sedang dinonaktifkan dan dikirim ke garis depan.”

Yusov juga melaporkan bahwa Rusia terus melakukan putaran mobilisasi baru.

Kampanye mobilisasi terbukti sangat tidak populer di Rusia, dan intelijen Inggris melaporkan pada 10 Oktober bahwa Moskow kemungkinan akan menghindari putaran lebih lanjut sebelum pemilihan presiden pada bulan Maret 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rendi Mahendra
Editor : Rendi Mahendra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper