Bisnis.com, JAKARTA - Saluran Telegram Crimean Wind melaporkan, Minggu (22/10), ada ledakan berkali-kali di Krimea yang diduduki Rusia,.
"Ledakan, dan sesuatu yang tersulutdi kawasan Teluk Sevastopol,” saluran tersebut memberi judul pada video yang tampaknya menunjukkan ledakan besar.
Ada laporan berkala mengenai ledakan di wilayah pendudukan Krimea, yang menurut Kementerian Pertahanan Rusia merupakan serangan Ukraina.
Sejak musim panas tahun 2023, terjadi peningkatan serangan yang merusak terhadap sasaran militer Rusia di wilayah pendudukan Krimea.
Salah satu serangan terbesar terjadi pada 22 September, ketika markas Armada Laut Hitam Rusia di Sevastopol menjadi sasaran serangan yang dilaporkan menggunakan rudal jarak jauh Storm Shadow.
Serangan itu menewaskan 34 perwira Rusia, menurut militer Ukraina.
Baca Juga
Armada Laut Hitam Rusia telah meningkatkan tindakan defensif dan reaktif sejak mengalami serangan berulang kali dalam beberapa bulan terakhir, tulis Kementerian Pertahanan Inggris pada 14 Oktober.
Sementara itu, pertahanan udara Ukraina menembak jatuh 13 drone tipe Shahed, satu drone penyerang lainnya, dan sebuah rudal jelajah Kh-59 yang dipandu pasukan Rusia yang diluncurkan ke Ukraina pada malam hari pada tanggal 22 Oktober.
Angkatan Udara melaporkan bahwa Drone Shahed diluncurkan dari Chauda, di Krimea yang diduduki Rusia, dan rudal Kh-59 ditembakkan dari udara oleh jet SU-34 Rusia yang beroperasi di wilayah Oblast Zaporizhzhia yang diduduki. Drone penyerang lainnya tampaknya memasuki Ukraina dari utara.
Laporan tersebut tidak menyebutkan kerusakan apa, jika ada, yang disebabkan oleh jatuhnya puing-puing tersebut, atau di wilayah mana drone dan rudal tersebut ditembak jatuh di Ukraina.
Pasukan Rusia pada 21 Oktober menyerang depot surat dengan rudal s-300 di desa Korotych di Oblast Kharkiv milik layanan surat swasta Ukraina Nova Poshta, menewaskan enam orang dan melukai 16 lainnya.
Serangan Rusia di Oblast Donetsk pada 22 Oktober menewaskan dua orang dan melukai tiga lainnya.