Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengikuti aturan perang setelah dia bersumpah untuk menghancurkan Hamas menyusul serangan brutal militan Palestina itu pada akhir pekan lalu.
AS telah mengirim kapal induknya ke dekat wilayah Israel untuk menunjukkan dukungan, juga memperingatkan Iran yang mendukung Hamas untuk berhati-hati.
Biden mengatakan pada pertemuan para pemimpin komunitas Yahudi AS di Gedung Putih, bahwa serangan terhadap Israel yang menewaskan 1.200 orang adalah “hari paling mematikan bagi orang Yahudi sejak Holocaust”.
Namun, ketika Israel membalas dengan serangan udara di Gaza yang menurut para pejabat Palestina telah menewaskan lebih dari 1.000 orang, Biden mengatakan dia telah berbicara pada Rabu (11/10/2023) pagi dengan Netanyahu.
Biden mengatakan dia telah mengenal "Bibi" Netanyahu selama 40 tahun, dan mereka memiliki "hubungan yang sangat jujur. Saya mengenalnya dengan baik".
"Dan satu hal yang saya katakan adalah sangat penting bagi Israel, dengan segala kemarahan dan frustrasinya yang ada, adalah bahwa mereka beroperasi berdasarkan aturan perang. Dan ada aturan perang,” ujarnya.
Baca Juga
Pernyataan tersebut merupakan pertama kalinya Biden melontarkan seruan untuk menahan diri atas tanggapan Israel terhadap apa yang ida sebut sebagai serangan Hamas yang “sangat jahat” pada hari Sabtu (7/10/2023).
Netanyahu sebelumnya berjanji akan menghancurkan kelompok militan Hamas.
“Setiap anggota Hamas adalah orang mati,” kata pemimpin veteran sayap kanan Israel itu dan menyamakan mereka dengan kelompok ISIS.
Namun, Biden juga memberi peringatan keras terhadap Iran, yang mendukung Hamas dan Hizbullah Lebanon, yang merupakan musuh Israel dan AS.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berangkat pada Rabu (11/10/2023) pagi ke Israel untuk menunjukkan solidaritas.
Meskipun kekhawatiran akan terjadinya konflik regional semakin meningkat, para pejabat AS mengatakan sebelumnya bahwa mereka masih belum melihat adanya informasi intelijen yang menunjukkan bahwa Iran terlibat dalam perencanaan atau persiapan serangan Hamas.
Setidaknya 22 orang Amerika tewas dalam serangan Hamas, sementara jumlah yang disandera tidak diketahui, namun termasuk di antara sekitar 150 orang yang disandera.
Serangan Hamas terhadap Israel telah meningkatkan kekhawatiran akan serangan domestik di Amerika Serikat, dan menambah kekhawatiran akan bangkitnya kembali Anti-semitisme di seluruh Amerika Serikat.
Biden mengatakan pada hari Selasa (10/10/2023) bahwa pihak berwenang AS dalam keadaan siaga.
“Di kota-kota di seluruh Amerika Serikat, departemen kepolisian telah meningkatkan keamanan di sekitar pusat-pusat kehidupan Yahudi,” kata Biden.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan juga mengatakan bahwa Biden akan bertemu dengan penasihat keamanan dalam negerinya pada akhir minggu ini.
Pada bulan Agustus, seorang penembak AS dijatuhi hukuman mati atas pembantaian 11 jemaah Yahudi pada tahun 2018 di sinagoga Tree of Life di Pittsburgh, serangan anti-Semit paling mematikan di tanah Amerika. (Andy Repi)