Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengenal Operasi Badai Al-Aqsa, Strategi Cerdik Hamas "Tipu" Intelijen Israel

Ternyata, kelompok pejuang Hamas Palestina menggunakan strategi Operasi Badai Al-Aqsa untuk menyerang Israel.
Seorang petugas Israel yang terluka memberi isyarat ketika dia tiba di rumah sakit, menyusul infiltrasi massal oleh orang-orang bersenjata Hamas dari Jalur Gaza, di Ashkelon, Israel selatan 7 Oktober 2023. REUTERS/Amir Cohenrn
Seorang petugas Israel yang terluka memberi isyarat ketika dia tiba di rumah sakit, menyusul infiltrasi massal oleh orang-orang bersenjata Hamas dari Jalur Gaza, di Ashkelon, Israel selatan 7 Oktober 2023. REUTERS/Amir Cohenrn

Bisnis.com, SOLO - Ternyata, kelompok pejuang Hamas Palestina menggunakan strategi "Operasi Badai Al-Aqsa" untuk menyerang Israel.

Dilansir dari CFR.org, serangan Hamas terhadap Israel selatan akhir pekan lalu, ternyata dinamai “Operasi Badai Al-Aqsa."

Menurut beberapa analis, operasi ini merupakan serangan yang sangat luar biasa dalam hal strategi, skala, dan kerahasiaan.

Serangan ini dimulai pada pagi hari tanggal 7 Oktober, tepat pada hari Sabat Yahudi dan hari libur penting Yahudi.

Saat itu, Hamas secara mendadak dan tanpa disangka-sangka meluncurkan beberapa ribu roket ke Israel selatan dan tengah, menghantam kota-kota di utara hingga Tel Aviv.

Pejuang Hamas juga menerobos perbatasan Gaza yang dijaga ketat dan menyusup ke banyak kota dan desa di Israel selatan sehingga menewaskan ratusan tentara Israel dan warga sipil, serta dikabarkan menculik beberapa lainnya.

Pemimpin militer Hamas, Mohammed Deif, mengatakan bahwa kelompok tersebut melakukan serangannya karena blokade Israel yang sudah berlangsung lama di Gaza.

Selain itu, mereka juga muak dengan pendudukan Israel atas tanah Palestina serta dugaan kejahatan terhadap umat Islam, termasuk penodaan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. 

Ini adalah serangan paling mematikan di tanah Israel dalam beberapa dekade dan telah menimbulkan trauma psikologis yang mendalam pada rakyat Israel, sehingga beberapa analis membandingkannya dengan serangan mendadak di Pearl Harbor dan serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.

Badan-badan intelijen Israel dan AS dilaporkan tidak mempunyai indikasi bahwa Hamas merencanakan serangan semacam ini.

“Belum pernah terjadi sebelumnya bahwa sebuah organisasi teroris mempunyai kapasitas atau sarana untuk melakukan serangan yang terkoordinasi dan simultan dari udara, laut, dan darat,” tulis Rekan Senior CFR Bruce Hoffman.

Dilansir dari Reuters, intelijen AS dan Israel sama-sama bingung tentang bagaimana Hamas bisa menyusun rencana penyerangan yang begitu besar dan tanpa terlacak.

Akan tetapi belakangan, muncul rumor bahwa para pejuang Hamas menggunakan ponsel Huawei yang tidak bisa disadap AS dan sekutunya untuk berkomunikasi.

Namun teori ini dibantah karena dianggap hanya metode branding Huawei agar produknya laku dengan menawarkan keamanan data pengguna, dengan memanfaatkan momen perang Hamas vs Israel.

Pada intinya, selama beberapa bulan, secara diam-diam, kelompok Hamas mempersiapkan amunisi untuk bisa melakukan serangan. 

Salah satu strategi cerdik Hamas dalam serangan kali ini adalah membangun permukiman tiruan Israel di Gaza dan kemudian melakukan pendaratan militer dan berlatih untuk menyerbunya.

Bahkan, kata sumber yang dekat dengan Hamas, mereka bahkan membuat video dari manuver tersebut. Namun, Israel yang sudah terlalu percaya diri, tak memerdulikan hal itu.

“Israel pasti melihat mereka tapi mereka yakin bahwa Hamas tidak tertarik untuk melakukan konfrontasi,” kata sumber itu.

Sementara itu, Hamas berusaha meyakinkan Israel bahwa mereka lebih peduli untuk memastikan bahwa para pekerja di Gaza, sebuah wilayah sempit dengan lebih dari dua juta penduduk, memiliki akses terhadap pekerjaan di seberang perbatasan dan tidak tertarik untuk memulai perang baru.

“Hamas mampu membangun gambaran utuh bahwa mereka belum siap melakukan petualangan militer melawan Israel,” kata sumber itu.

Saat Israel terlena, Hamas melakukan serangan yang membuat dunia kembali fokus pada konflik di antara Palestina dan Israel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper