Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Tegaskan Pemilu Tetap Berlangsung 2024

Rusia menegaskan bahwa pemilu yang terdiri dari pemilihan presiden dan parlemen harus dilangsungkan sesuai jadwal pada 2024.
Presiden Rusia Vladimir Putin, Sabtu (24/6/2023), menegaskan bahwa pemberontakan bersenjata oleh tentara bayaran Grup Wagner adalah pengkhianatan dan ahrus dihukum./Reuters
Presiden Rusia Vladimir Putin, Sabtu (24/6/2023), menegaskan bahwa pemberontakan bersenjata oleh tentara bayaran Grup Wagner adalah pengkhianatan dan ahrus dihukum./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Rusia menegaskan bahwa pemilu yang terdiri dari pemilihan presiden dan parlemen harus dilangsungkan sesuai jadwal pada 2024, kendati sekutu Presiden Vladimir Putin meminta ditunda.

Juru Bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov pada Senin (9/10/2023) mengatakan pemilu akan tetap berjalan, terlepas dari "operasi militer khusus" yang berlangsung di Ukraina.

"Kami melanjutkan dari pernyataan Presiden [Vladimir] Putin yang menekankan perlunya mematuhi semua persyaratan demokrasi dan konstitusi. Oleh karena itu, pemilu ini diadakan," ujar kantor berita Interfax mengutip pernyataan Peskov, sebagaimana dikutip dari Reuters pada Senin (9/10/2023).

Pernyataan ini dilontarkan Peskov sebagai tanggapan atas komentar pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov, yang merupakan sekutu dekat Putin.

Pada Sabtu (7/10/2023), Kadyrov mengatakan bahwa Rusia harus menunda pemilihan presiden karena perang di Ukraina tengah berlangsung, atau hanya mengizinkan satu kandidat yang tak lain adalah Putin.

“Saya mengusulkan sekarang, selagi operasi militer khusus sedang berlangsung, untuk dengan suara bulat memutuskan bahwa kita akan memiliki satu kandidat dalam pemilu, yaitu Vladimir Vladimirovich Putin,” kata Kadyrov seperti dikutip dari kantor berita Rusia, RIA.

Dia bahkan menyarankan untuk sementara membatalkan pemilu, karena menurutnya tak ada lagi orang lain yang bisa membela Rusia saat ini.

Putin sendiri telah mendominasi Rusia selama lebih dari dua dekade. Setelah berhasil menekan semua oposisi politik yang signifikan, Putin diperkirakan akan memenangkan pemilu dan memperpanjang masa jabatannya di Kremlin hingga 2030.

Namun, kemerosotan Rusia dalam perang melawan Ukraina baru-baru ini telah membuat kejadian-kejadian menjadi sulit diprediksi.

Putin dianggap gagal dengan hanya menguasai kurang dari seperlima wilayah Ukraina, pasukan garis depan yang statis, belanja militer yang melonjak, serta ratusan ribu warga Rusia yang “dipaksa” berperang.

Rusia sendiri dijadwalkan mengadakan pemilihan presiden berikutnya pada Maret 2024, serta pemilihan parlemen berikutnya dua tahun kemudian.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper