Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beda Sikap Indonesia dan Singapura Atas Serangan Hamas ke Israel

Indonesia dan Singapura berbeda sikap dalam memandang konflik antara Palestina dan Israel usai Hamas memborbardir Israel pada Sabtu lalu.
Beda Sikap Indonesia dan Singapura Atas Serangan Hamas ke Israel. Beda Sikap Indonesia dan Singapura Atas Serangan Hamas Terhadap Israel. Warga Palestina membawa seorang wanita di jalan yang dipenuhi puing-puing pasca serangan Israel, menyusul serangan mendadak Hamas, di kamp pengungsi Beach, di Kota Gaza, 9 Oktober 2023. REUTERS/Mohammed Salem
Beda Sikap Indonesia dan Singapura Atas Serangan Hamas ke Israel. Beda Sikap Indonesia dan Singapura Atas Serangan Hamas Terhadap Israel. Warga Palestina membawa seorang wanita di jalan yang dipenuhi puing-puing pasca serangan Israel, menyusul serangan mendadak Hamas, di kamp pengungsi Beach, di Kota Gaza, 9 Oktober 2023. REUTERS/Mohammed Salem

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dan Singapura berbeda dalam menyikapi serangan kelompok Islam Palestina, Hamas terhadap Israel. Serangan mendadak Hamas pada Sabtu (7/10/2023) menjadi pukulan telak bagi Israel.

Sejumlah tokoh politik dengan lantang mendukung Hamas yang dinilai berjuang demi kemerdekaan Palestina. Bahkan, Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon menegaskan bahwa Hamas bukanlah teroris.

Fadli meminta semua pihak untuk obyektif dan adil memberikan pernyataan. Menurutnya, perang antara pejuang Palestina, Hamas, dengan Israel diakibatkan tidak ada campur tangan dunia internasional dan PBB atas perlakuan tidak adil Israel terhadap Palestina selama ini.

“Kita tak bisa menyebut Hamas teroris. Serbuan Hamas atas Israel adalah akibat penyerangan pendudukan Israel yang terus menerus terhadap Masjid Al-Aqsa, aneksasi atas tanah warga Palestina, provokasi sentimen anti-Palestina, yahudisasi yang terus meluas, dan blokade dan isolasi Jalur Gaza sejak tahun 2006 yang menyebabkan krisis kemanusiaan yang sangat parah,” kata Fadli Zon dalam keterangan tertulis, Senin (9/10/2023).

Dia mencontohkan beberapa kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel ke Palestina. Mengutip data PBB, dia mengatakan Israel telah membunuh hampir 300 warga Palestina di Tepi Barat sejak awal 2023. Sepanjang Juni lalu, lanjutnya, Israel juga menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa.

Meski demikian, Fadli merasa dunia internasional termasuk PBB tidak melakukan langkah konkret apapun atas berbagai kejadian itu. Oleh sebab itu, dia ingin komunitas internasional untuk berintrospeksi.

"Saya menekankan bahwa apa yang tengah terjadi sekarang jelas-jelas sinyal dari kegagalan komunitas internasional termasuk PBB, negara-negara besar, dan lemahnya penegakkan tatanan dunia berbasis aturan," ujarnya.

Di sisi lain, jiran Singapura mengutuk keras serangan militan Palestina, Hamas terhadap Israel dan menyerukan agar kekerasan tersebut dapat segera berakhir. 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Singapura mengatakan Negeri Singa tersebut mengutuk keras serangan roket dan teror dari Gaza ke Israel yang telah mengakibatkan kematian dan luka-luka pada banyak warga sipil yang tak berdosa. 

"Pikiran kami bersama dengan keluarga para korban. Kami menyerukan agar kekerasan segera diakhiri dan mendesak semua pihak untuk melakukan yang terbaik untuk melindungi keselamatan dan keamanan warga sipil,” jelasnya, seperti dikutip dari Channel News Asia (CNA) pada Minggu (8/10/23). 

Hamas telah melancarkan serangan terbesar ke Israel dalam beberapa tahun terakhir, pada Sabtu (7/10). Hujan roket telah ditembakkan dari Gaza, sementara orang-orang yang bersenjata menyeberang ke Israel dalam eskalasi besar dalam konflik Israel-Filipina. Aksi ini kemudian dikutuk oleh Singapura.

Diketahui hingga saat ini belum ada laporan mengenai warga Singapura yang terkena dampak dari serangan tersebut. 

"Mereka harus waspada dan memantau berita dengan seksama. Mereka harus mengikuti instruksi dari pihak berwenang setempat dan melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan untuk keselamatan pribadi mereka," jelas juru bicara. 

Kementerian Luar negeri mengatakan bahwa warga Singapura harus menghindari semua perjalanan ke bagian selatan Israel.

Bagi mereka yang berada di Israel sangat disarankan untuk tetap berada di dekat tempat-tempat yang dilindungi dan menghindari perjalanan yang tidak perlu. Selain itu, warga Singapura yang bepergian ke Israel harus melakukan pendaftaran elektronik di Kementerian Luar Negeri. 

Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu sendiri kemudian juga mengatakan bahwa Israel sedang berperang dan memerintahkan pengerahan pasukan cadangan secara besar-besaran.

Mengutip The Times of Israel pada Minggu (8/10) diketahui setidaknya terdapat 300 orang yang meninggal dunia Sabtu (7/10), ketika serangan tersebut menyusup ke kota-kota, menembak para pelancong di jalan-jalan, menembakkan ribuan roket dan menyerbu melalui posisi militer.  

Korban tewas termasuk warga sipil dan tentara, anak-anak muda yang sedang berpesta pora yang kemudian ditembak mati ketika melarikan diri, penduduk kibbutzim dan kota-kota yang diserbu oleh kelompok bersenjata Hamas, politisi lokal, petugas penyelamat dan pemadam kebakaran, dan wisatawan. 

Pertempuran senjata masih berlanjut hingga Minggu pagi (8/10) dan hanya beberapa nama korban tewas yang telah dirilis

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper