Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Thailand pada Senin (9/10/2023) mengatakan 12 warga negaranya tewas dalam kerusuhan di Israel, ditambah 11 lainnya diculik dan delapan orang luka-luka.
“Kami berupaya membantu semua warga negara Thailand di Israel,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Kanchana Patarachoke kepada wartawan melansir Reuters.
Sementara itu, serangan udara Israel di Gaza menghancurkan kantor dan kamp pelatihan Hamas, rumah dan bangunan lainnya.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan 413 warga Palestina, termasuk 78 anak-anak, tewas dan 2.300 orang terluka sejak Sabtu (7/10/2023).
“Sebagai kekuatan pendudukan, Israel tidak mempunyai hak atau pembenaran untuk menargetkan penduduk sipil yang tidak berdaya di Gaza atau di tempat lain di Palestina,” kata Kementerian Luar Negeri Palestina, mengecam “kampanye kematian dan kehancuran yang biadab”.
Hamas menembakkan lebih banyak salvo roket ke Israel pada hari Minggu (8/10/2023).
Baca Juga
Militer Israel mengatakan pihaknya telah mengerahkan puluhan ribu tentara di sekitar Gaza, wilayah sempit yang menjadi rumah bagi 2,3 juta warga Palestina, dan mulai mengevakuasi warga Israel di sekitar perbatasan.
"Ini adalah perang kelima saya. Perang harus dihentikan. Saya tidak ingin terus merasakan hal ini," kata Qassab al-Attar, seorang warga Palestina yang menggunakan kursi roda di Gaza yang dibawa oleh saudara laki-lakinya ke tempat penampungan.
Israel belum mengumumkan jumlah korban resmi, namun medianya mengatakan sedikitnya 700 orang tewas dalam serangan hari Sabtu (7/10/2023), termasuk anak-anak.
Juru bicara militer Daniel Hagari menyebutnya sebagai "pembantaian warga sipil tak berdosa terburuk dalam sejarah Israel."
Pada sisi lain, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih membenarkan bahwa beberapa orang Amerika terbunuh oleh para penyerang Hamas, dan mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) akan terus memantau situasi dengan cermat.
Sekitar 30 warga Israel yang hilang saat menghadiri pesta dansa yang diserang oleh orang-orang bersenjata muncul dari persembunyiannya pada hari Minggu (8/10/2023), media Israel melaporkan, menyebutkan jumlah korban tewas pada pertemuan di luar ruangan tersebut sebanyak 260 orang.
Pejuang Palestina menyandera puluhan orang ke Gaza, termasuk tentara dan warga sipil, anak-anak dan orang tua. Kelompok militan Palestina kedua, Jihad Islam, mengatakan mereka menahan lebih dari 30 tawanan.
“Kenyataan yang kejam adalah bahwa Hamas menyandera sebagai sebuah kebijakan terhadap tindakan pembalasan Israel, khususnya serangan darat besar-besaran dan untuk menukar tahanan Palestina,” kata Aaron David Miller, peneliti senior di Carnegie Endowment for International Peace.
Terpisah, Presiden AS Joe Biden berbicara dengan PM Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu (8/10/2023), dan mengatakan dalam sebuah postingan di platform media sosial X “dukungan penuh saya untuk rakyat Israel dalam menghadapi serangan teroris Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mengerikan."
Menteri Pertahanan Amerika Lloyd Austin mengatakan dia telah memerintahkan Kelompok Tempur Kapal Induk USS Gerald R. Ford ke Mediterania Timur sebagai bentuk dukungan kepada Israel dan juga akan mulai memberikan amunisi baru.