Bisnis.com, JAKARTA - Uni Emirat Arab (UEA) menggambarkan serangan yang dilakukan oleh aksi Islam Palestina Hamas terhadap kota-kota di Israel sebagai eskalasi yang serius.
Kementerian luar negeri UEA dalam sebuah pernyataan, Minggu (9/10/2023), juga mengatakan pihaknya "terkejut" dengan laporan bahwa warga sipil Israel disandera.
“Warga sipil di kedua belah pihak harus selalu mendapat perlindungan penuh berdasarkan hukum humaniter internasional dan tidak boleh menjadi sasaran konflik,” tambah kementerian itu.
UEA menjadi negara Teluk pertama yang menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020, melanggar kebijakan Arab selama puluhan tahun terhadap perjuangan Palestina.
Dilansir dari sdip.dpr.go.id Kesepakatan normalisasi hubungan antara UEA dan Israel yang diumumkan pada 13 Agustus 2020 telah menyita perhatian media akhir-akhir ini.
Amerika Serikat (AS), yang memfasilitasi terwujudnya kesepakatan tersebut, memuji langkah UEA dan Israel sebagai jalan menuju kemajuan Timur Tengah.
Baca Juga
Sementara, kecaman datang dari Palestina yang menentang keras kesepakatan UEA dan Israel. Dalam konteks AS, munculnya kesepakatan tersebut terkait erat dengan kepentingan Donald Trump yang kembali maju dalam Pilpres AS November 2024 dan kebijakan AS di Timur Tengah yang memihak Israel.
Sementara itu, kepentingan ekonomi telah menjadi faktor penentu bagi UEA dan Israel untuk menormalisasi hubungan.
Penolakan Palestina karena kesepakatan UEA-Israel bisa melemahkan soliditas negara-negara Arab terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina. (Andy Repi)