Bisnis.com, JAKARTA - Juru Bicara militer Israel mengatakan sebanyak empat divisi tempur telah dikerahkan ke bagian Selatan, dan ini membutuhkan waktu lebih lama dari perkiraan untuk membangun keamanan.
Melansir Reuters, Senin (9/10/2023), militer Israel masih bertempur di 9-8 titik di dekat Gaza.
Sementara itu, serangan Hamas terhadap Israel mendorong harga minyak lebih tinggi pada hari Senin (9/10/2023), karena pasar memperkirakan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Timur Tengah, sehari setelah Israel menggempur daerah kantong Palestina di Gaza sebagai pembalasan atas salah satu serangan paling berdarah dalam sejarah.
Pejuang dari kelompok Islam Hamas membunuh 700 warga Israel dan menculik puluhan lainnya ketika mereka menyerang kota-kota Israel pada hari Sabtu (7/10/2023), serangan paling mematikan ke wilayah Israel sejak serangan Mesir dan Suriah dalam perang Yom Kippur 50 tahun lalu.
Atas serangan Hamas itu, serangan udara Israel menghantam blok perumahan, terowongan, masjid dan rumah pejabat Hamas di Gaza pada hari Minggu (8/10/2023), menewaskan lebih dari 400 orang, termasuk 20 anak-anak, sesuai dengan sumpah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk “balas dendam yang besar”.
“Harga yang harus dibayar oleh Jalur Gaza akan sangat berat dan akan mengubah kenyataan dari generasi ke generasi,” kata Menteri Pertahanan Yoav Gallant di Kota Ofakim, yang menderita korban jiwa dan sandera.
Baca Juga
Juru Bicara militer Israel Letnan Kolonel Jonathan Conricus mengatakan negaranya telah mengerahkan sekitar 100.000 tentara.
“Tugas kami adalah memastikan bahwa pada akhir perang ini, Hamas tidak lagi memiliki kemampuan militer untuk mengancam warga sipil Israel, dan selain itu kami juga perlu memastikan Hamas tidak akan memerintah Jalur Gaza,” tegasnya.
Iran
Iran adalah sekutu Hamas dan meski mengucapkan selamat kepada Hamas atas serangan tersebut, misinya di PBB mengatakan Teheran tidak terlibat dalam serangan tersebut.
Dampak lain dari perseteruan Hamas dan Israel adalah beberapa maskapai penerbangan internasional telah menangguhkan layanan penerbangan ke Tel Aviv, dan menunggu kondisi membaik sebelum melanjutkan penerbangan.
Di luar Gaza yang diblokade, pasukan Israel dan milisi Hizbullah Lebanon yang didukung Iran saling baku tembak artileri dan roket pada hari Minggu (8/10/2023), sementara di Mesir, dua turis Israel ditembak mati bersama seorang pemandu.
Seruan untuk menahan diri datang dari seluruh dunia, meskipun negara-negara Barat sebagian besar mendukung Israel, sementara Presiden Iran Ebrahim Raisi menelepon pemimpin Hamas untuk mengucapkan selamat atas "kemenangan" tersebut dan Hizbullah serta pengunjuk rasa di berbagai negara Timur Tengah memuji Hamas.
Di Israel selatan pada hari Minggu (8/10/2023), orang-orang bersenjata Hamas masih melawan pasukan keamanan Israel lebih dari 24 jam setelah serangan mengejutkan, serangan multi-cabang berupa serangan roket dan sekelompok pria bersenjata yang menyerbu pangkalan militer dan menyerbu kota-kota perbatasan.