Bisnis.com, SOLO - Mariupol menjadi salah satu wilayah yang dipersengketakan Rusia dan Ukraina. Wilayah tersebut beberapa kali menjadi arena baku tembak antara kedua negara tersebut.
Pada Fabruari 2023 lalu, dua ledakan menguncang Mariupol, termasuk ledakan di dekat bandara dan di sekitar pabrik baja.
Petro Andriushchenko, penasihat wali kota wilayah tersebut mengatakan bahwa pasukan Ukraina melancarkan tiga serangan terhadap konsentrasi pasukan Rusia.
Namun Mariupol berada di luar jangkauan amunisi berpemandu presisi yang diberikan kepada Ukraina oleh sekutu Baratnya yakni HIMARS dan M270 Multiple Launch Rocket Systems, yang dapat mencapai target sekitar 70 kilometer.
Bukan hanya sekali, Mariupol beberapa kali menjadi arena pertempuran antara dua negara pecahan Uni Soviet tersebut.
Pentagon mengatakan kota Mariupol di Ukraina masih diperebutkan karena Vladimir Putin bersumpah bahwa serangan berdarah Rusia akan terus berlanjut sampai tujuannya tercapai.
Baca Juga
Sebab bagi Putin, Mariupol menjadi salah satu wilayah kunci yang harus secara penuh ditaklukan dan menjadi milik Rusia sepenuhnya.
“Jelas bahwa Rusia menginginkan Mariupol karena lokasinya yang strategis di selatan wilayah Donbass dan tepat di Laut Azov,” kata Juru Bicara Pentagon John Kirby.
“Kota ini juga mempunyai arti penting bagi masyarakat Ukraina karena kota ini mewakili sumber kehidupan ekonomi mereka dan karena kota ini adalah kota mereka," tambahnya.
WNI Fuazan Al Rasyid sempat berkunjung ke Mariupol pada awal September 2023 lalu. Fauzan mengatakan bahwa kondisi "arena tempur" itu kini sudah relatif aman.
Beberapa bangunan memang masih hancur akibat bom, hanya saja pemerintah Rusia telah melakukan perbaikan dengan cukup cepat.
"Beberapa bagunan memang hancur akibat bom, hanya saja perbaikan yang dilakukan sangat cepat. Perbaikan dilakukan oleh pemeruntah Rusia," katanya kepada Bisnis.