Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Resmi Ajukan Keberatan ke Jerman Usai Jinping Disebut Diktator

China resmi mengajukan keluhan kepada Jerman setelah Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman menyebut Presiden Xi Jinping sebagai diktator
China Resmi Ajukan Keberatan ke Jerman Usai Jinping Disebut Diktator. Presiden China Xi Jinping terlihat di layar selama pidato video untuk KTT Perdagangan Jasa Global, di pusat media Pameran Perdagangan Jasa Internasional Tiongkok (CIFTIS) di Beijing, Tiongkok 2 September 2023. REUTERS/Florence Lo
China Resmi Ajukan Keberatan ke Jerman Usai Jinping Disebut Diktator. Presiden China Xi Jinping terlihat di layar selama pidato video untuk KTT Perdagangan Jasa Global, di pusat media Pameran Perdagangan Jasa Internasional Tiongkok (CIFTIS) di Beijing, Tiongkok 2 September 2023. REUTERS/Florence Lo

Bisnis.com, JAKARTA - China telah secara resmi mengajukan keluhan kepada Jerman pada Senin (18/9/2023), setelah Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman menyebut Presiden Xi Jinping sebagai diktator beberapa waktu lalu.

Kementerian Luar Negeri China pada hari yang sama menyebut tindakan Menlu Jerman tersebut itu tidak masuk akal dan merupakan bentuk provokasi politik terbuka.

Sebelumnya, Menlu Jerman Annalena Baerbock menyampaikan pernyataan tersebut dalam wawancara langsung dengan Fox News pada pekan lalu, ketika ditanya tentang perang Rusia terhadap Ukraina.

“Jika Putin memenangkan perang ini, apa tandanya bagi diktator lain di dunia seperti Xi, Presiden China?” katanya sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (19/9/2023).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning merespons pernyataan Baerbock tersebut “sangat tidak masuk akal” dan melanggar martabat politik China.

“Itu adalah provokasi politik terbuka,” kata Mao dalam konferensi pers, seraya menambahkan bahwa China telah mengajukan keluhan kepada Jerman.

Adapun Baerbock telah dikenal sebagai pengkritik keras China. Pada Agustus lalu, dia mengatakan bahwa China telah menjadi ganjalan terhadap dasar-dasar bagaimana manusia hidup bersama di dunia ini.

Sebelumnya, dia menggambarkan perjalanan ke China sebagai sesuatu yang 'lebih dari sekadar mengejutkan', dan mengatakan bahwa Beijing semakin menjadi saingan sistemik dibandingkan mitra dagang.

Serupa, pada Juni lalu Presiden AS Joe Biden juga menyebut Xi sebagai "diktator", sehari setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengakhiri kunjungan ke China yang bertujuan untuk menstabilkan hubungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper