Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Putin: Serangan Balasan Ukraina Gagal, 71.500 Tentara Tewas

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa serangan balasan pasukan Ukraina sejauh ini gagal, dan 71.000 tentara tewas dalam empat hulan.
Presiden Rusia Vladimir Putin, Sabtu (24/6/2023), menegaskan bahwa pemberontakan bersenjata oleh tentara bayaran Grup Wagner adalah pengkhianatan dan ahrus dihukum./Reuters
Presiden Rusia Vladimir Putin, Sabtu (24/6/2023), menegaskan bahwa pemberontakan bersenjata oleh tentara bayaran Grup Wagner adalah pengkhianatan dan ahrus dihukum./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa serangan balasan pasukan Ukraina sejauh ini gagal, dan 71.000 tentara tewas dalam empat hulan.

Dia mengatakan itu saat memperingatkan Ukraina terkait jet tempur F-16 yang akan diterima Kyiv dari sekutu Barat di tengah perang yang sedang berlangsung.

Dilansir dari Newsweek, Rabu (13/9/2023), berbicara di Forum Ekonomi Timur di Vladivostok yang dimulai pada 10 September 2023, Putin mempertimbangkan bagaimana pasukan Kyiv melakukan serangan balasan, yang kini memasuki bulan keempat.

Dia mengklaim Ukraina telah kehilangan 71.500 tentara dalam upaya yang sejauh ini tidak membuahkan hasil.

“Mereka ingin mencapai hasil dengan cara apa pun, kata mereka. Terkadang, Anda mendapat kesan bahwa mereka bukan orang-orang mereka. Para komandan hanya memberi tahu saya dari medan perang. Kami terus-menerus menghubungi mereka,” kata Putin.

Dia mengomentari janji negara-negara Barat untuk memasok jet tempur F-16 ke Ukraina guna meningkatkan angkatan udara era Soviet dan membantu perjuangannya melawan pasukan Rusia dalam perang tersebut.

“Mereka akan memasok F-16. Apakah akan berubah? Tidak. Ini hanya akan memperpanjang konflik,” katanya.

Pada 24 Agustus 2023, anggota NATO, Norwegia menjadi negara ketiga yang berjanji untuk menyumbangkan F-16 buatan Amerika Serikat ke Ukraina, bergabung dengan Belanda dan Denmark.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuji keputusan sekutu Barat tersebut sebagai keputusan yang bersejarah dan menginspirasi.

Namun, Juru Bicara Angkatan Udara Ukraina, Kolonel Yuriy Ihnat mengatakan dalam sambutannya yang dilaporkan oleh outlet Ukraina Ukrinform bulan lalu bahwa Ukraina tidak akan menerima jet tempur F-16 sebelum tahun depan.

“Sudah jelas bahwa kita tidak akan mampu melindungi Ukraina dengan jet F-16 pada musim gugur dan musim dingin ini,” kata Ihnat.

Putin juga mengatakan pada Selasa (12/9/2023) bahwa sejak perintah mobilisasi parsial pada September 2022, sekitar 570.000 orang Rusia telah bergabung dengan militer.

Sementara, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan pada bulan September lalu bahwa keputusan mobilisasi parsial Putin akan menargetkan 300.000 tentara cadangan dan mantan personel militer dengan keahlian militer tertentu dan pengalaman yang relevan.

"Kami telah melakukan mobilisasi parsial. Tiga ratus ribu orang dipanggil. Kini, selama 6-7 bulan terakhir, 270.000 orang secara sukarela menandatangani kontrak untuk bertugas di angkatan bersenjata dan unit sukarelawan. Proses ini terus berlanjut," katanya.

Dia menambahkan bahwa antara 1.000 dan 1.500 orang Rusia mendaftar untuk berperang di Ukraina setiap hari.

“Inilah yang membedakan masyarakat Rusia. Saya tidak tahu apakah hal ini mungkin terjadi di negara lain atau tidak. Orang-orang dengan sengaja mendaftar wajib militer, menyadari bahwa mereka pada akhirnya akan berakhir di garis depan,” ujarnya.

Dan orang-orang kami, orang-orang Rusia, memahami apa yang menanti mereka, memahami bahwa mereka dapat memberikan hidup mereka untuk Tanah Air atau terluka parah, mereka tetap melakukannya secara sadar dan sukarela, tambahnya.

Moskow telah memikat pejuang asing untuk berperang di Ukraina dalam beberapa pekan terakhir seperti warga Kuba, Armenia, dan Kazakhstan, bekas republik Soviet yang berbatasan dengan Rusia menjadi sasaran melalui berbagai cara. (Nizar Fachri Rabbani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Redaksi
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper