Bisnis.com, JAKARTA - Rusia berencana merekrut 420.000 personel status kontrak militer pada akhir tahun ini, yang kemungkinan akan memperburuk kekurangan tenaga kerja di negara tersebut, kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam laporan intelijennya pada 11 September.
Mengutip Institut Kebijakan Ekonomi Yegor Gaidar, analisis tersebut menunjukkan bahwa kekurangan pekerja di industri Rusia telah mencapai rekor baru sebesar 42% pada Juli 2023, meningkat 7% dibandingkan bulan April.
Proses ini tidak berdampak sama pada semua industri I.T dilaporkan telah mengambil langkah-langkah untuk mempertahankan tenaga kerja, karena perusahaan ini sudah mengalami kekurangan tenaga kerja yang parah. Sektor ini kehilangan 10% karyawan – sekitar 100.000 orang – yang meninggalkan Rusia pada tahun 2022.
Kremlin telah mengakui peran penting I.T. sektor, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit pada 4 September untuk meningkatkan usia pengecualian dinas militer bagi I.T. profesional dari 27 hingga 30.
Kementerian Pertahanan Inggris memperkirakan bahwa Moskow kemungkinan akan berusaha menghindari mobilisasi lebih lanjut yang tidak populer menjelang pemilihan presiden pada tahun 2024.
Militer Rusia melanjutkan upaya untuk mengisi kembali barisannya menyusul tingginya angka korban selama invasi ke Ukraina.
Baca Juga
Moskow meluncurkan mobilisasi pada musim gugur tahun lalu, yang sebagian besar menargetkan pekerja migran dan warga negara dari daerah terpencil untuk menghindari pertentangan dengan segmen masyarakat kaya di kota-kota besar.
Moskow juga merekrut personel militer dari wilayah pendudukan Ukraina. Menurut juru bicara intelijen militer Andrii Cherniak, Rusia telah mengerahkan secara paksa 55.000 hingga 60.000 orang di wilayah pendudukan Ukraina antara awal invasi skala penuh hingga Juli 2023.