Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemilu yang Digelar Rusia di Ukraina Langgar Hukum Internasional

Rusia telah menyelesaikan pemilu regional dan kotamadya, termasuk di daerah-daerah yang dianeksasi dari Ukraina yang dikecam secara luas.
Seorang anggota komisi pemilihan mengisi dokumen sebelum memberikan suara kepada pemilih di tempat pemungutan suara keliling selama pemilihan lokal yang diadakan oleh otoritas yang didukung Rusia selama konflik Rusia-Ukraina di kota Mariupol, Ukraina yang dikuasai Rusia, 31 Agustus 2023. REUTERS/Alexander Ermochenko
Seorang anggota komisi pemilihan mengisi dokumen sebelum memberikan suara kepada pemilih di tempat pemungutan suara keliling selama pemilihan lokal yang diadakan oleh otoritas yang didukung Rusia selama konflik Rusia-Ukraina di kota Mariupol, Ukraina yang dikuasai Rusia, 31 Agustus 2023. REUTERS/Alexander Ermochenko

Bisnis.com, JAKARTA - Rusia telah menyelesaikan pemilihan umum (pemilu) regional dan kotamadya, termasuk di daerah-daerah yang dianeksasi dari Ukraina yang dikecam secara luas pada Minggu (10/9/2023).

Pemilu tersebut tampaknya memberikan dukungan kuat bagi Presiden Rusia Vladimir Putin di tengah-tengah kecaman atas kecurangan dalam pemungutan suara dan upaya Kyiv untuk mendapatkan kembali wilayahnya.

Melansir Reuters, Dewan Eropa sebagai kelompok hak asasi terkemuka di Eropa, menyebut pemungutan suara yang berlangsung selama sepekan itu sebagai pelanggaran hukum internasional. Sementara, Kyiv dan sekutunya mengatakan bahwa hal tersebut merupakan upaya ilegal untuk memperketat cengkeraman Moskow atas wilayah-wilayah di Selatan dan Timur Ukraina.

Suara yang sangat besar di seluruh Rusia dan di wilayah yang dianeksasi didominasi Partai Rusia Bersatu.

Putin telah menyampaikan pesan yang telah diulang-ulang oleh Kremlin bahwa Putin sejauh ini penjamin stabilitas yang paling kuat. Namun, di daerah-daerah yang melakukan pemungutan suara, kompetisi pemilu terbatas, karena kandidat-kandidat kuat, termasuk beberapa dari Partai Komunis Rusia yang beroposisi, dihalangi untuk mencalonkan diri oleh pihak berwenang.

Wakil Ketua Golos Stanislav Andreychuk, sebuah kelompok pembela hak-hak pemilih yang ditetapkan sebagai agen asing oleh pemerintah Rusia, mengatakan bahwa berbagai kasus kecurangan dalam pemungutan suara di berbagai daerah di Rusia menunjukkan bahwa ini bukan pemilu yang sesungguhnya.

Andreychuk mengatakan bahwa organisasinya telah menerima laporan tentang kandidat oposisi yang ditahan, mobilnya dirusak, dan dalam satu kasus dokumen wajib militer diberikan kepada para pengamat pemilu.

"Mereka melakukan hal-hal yang sama sekali tidak terpikirkan," katanya.

Kremlin mengatakan bahwa jajak pendapat dan berbagai kemenangan dalam pemilu menunjukkan bahwa Putin adalah politisi paling populer di Rusia dan pemilu berlangsung bebas dan adil.

Adapun yang terjadi di seluruh negeri, Rusia Bersatu memenangkan setiap pemilihan gubernur provinsi yang diikuti. Di antara para kepala daerah yang terpilih kembali adalah Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin, sekutu dekat Putin.

Hampir tidak ada oposisi, hasil awal menunjukkan bahwa Sobyanin meraih lebih dari 75 persen suara di Ibu Kota Rusia, yang dianggap sebagai salah satu wilayah yang paling condong ke arah oposisi.

Para pengkritik Kremlin mengatakan bahwa pemilu di Moskow mudah dicurangi karena sistem pemungutan suara elektronik di Ibu Kota tidak mungkin diaudit. Sistem serupa telah diterapkan di banyak wilayah Rusia lainnya.

Kandidat yang didukung Kremlin juga menang di 4 wilayah Ukraina yang dilanda perang, yaitu Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson.

Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi menyatakan ke-4 wilayah itu dinyatakan Moskow sebagai wilayahnya tahun lalu dalam sebuah aneksasi yang dikecam Kyiv dan sekutunya sebagai tindakan ilegal.

"Sangat tidak dapat diterima bagi Rusia untuk melakukan pemilu di wilayah-wilayah ini atas dasar pencaplokan yang ilegal," ujarnya.

Sementara itu, semua negara sekutu Rusia mengakui wilayah-wilayah tersebut sebagai bagian dari Ukraina.

Menurut para pejabat Rusia, Rusia Bersatu menerima mayoritas besar di wilayah-wilayah tersebut, mengambil setidaknya 70 persen suara di masing-masing wilayah. Angka-angka pemungutan suara secara rinci tidak segera dirilis. Hasilnya menunjukkan bahwa para gubernur pilihan Moskow di wilayah-wilayah tersebut, yang terdiri dari para bos separatis veteran dan politisi lokal pro-Rusia, memenangkan masa jabatan penuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper