Bisnis.com, JAKARTA — Manuver Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Anies Baswedan membuat konstelasi politik berubah. Cak Imin berhasil menyingkirkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres Anies.
Sedangkan Demokrat meresponsnya dengan cukup dramatis. Mereka memutuskan untuk keluar dari koalisi perubahan dan persatuan, koalisi yang hampir setahun tempat mereka bernaung.
Namun siapa yang memiliki elektabilitas tinggi?
Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia periode 15-12 Juli 2023, AHY menduduki peringkat keenam dengan 1,2 persen dukungan responden. Angka ini merujuk pada 34 nama semi terbuka apabila terjadi pemilihan presiden sekarang.
Sementara Cak Imin, pada kategori tersebut posisinya berada di peringkat 17 dengan jumlah dukungan dari responden sebanyak 1 persen.
Kemudian dalam simulasi 10 nama, AHY masih berada diperingkat keenam dengan jumlah dukunggan sebanyak 1,4 persen. Sedangkan Cak Imin masih berasa di bawah AHY dengan posisi di sembilan dan raihan dukungan sebanyak 0,2 persen.
Sementara berdasarkan data Lembaga Survei Indonesia periode 3-9 Agustus 2023, nama AHY menduduki peringkat kelima dengan dukungan sebesar 1,6 persen dari 35 nama calon, Sementara Cak Imin berada di peringkat keenam dengan dengan dukungan sebesar 0,7 persen.
Baca Juga
Selanjutnya berdasarkan simulasi tertutup 10 nama, AHY berada diperingkat kelima dengan jumlah responden sebanyak 1,6 persen, dibandingkan dengan Cak Imin yang berada di peringkat sembilan dengan responden 0,7 persen.
Namun jika mengacu kepada simulasi cawapres 10 nama, sosok AHY unggul jauh dibandingkan Cak Imin. Elektabilitas AHY versi LSI sebanyak 22,2 persen. Sementara Cak Imin hanya 2,6 persen.
Meskipun posisi Cak Imin berada di bawah AHY, namun kehadiran Cak Imin di kubu Anies Baswedan memberikan warna sendiri. Cak Imin adalah politikus ulung dan berhasil mengungkit suara PKB pada Pemilu 2019 lalu.
Cak Imin juga diharapkan akan menutup celah suara Anies di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Jika mengacu kepada hasil Pemilu 2019 lalu, suara PKB dan PDIP hampir imbang di Jawa Timur dengan angka 19,41 persen. Sementara di Jawa Tengah, PKB memiliki suara 9,72 persen.
Kekuatan utama Cak Imin adalah di basis suara Nahdlatul Ulama (NU) kaum Nahdliyin yang memang kuat di Jateng dan Jatim.