Bisnis.com, JAKARTA - Ukraina meminta para kritikus untuk “diam” terhadap kecepatan serangan balasan yang telah mereka lakukan selama tiga bulan terhadap Rusia.
Ini merupakan sinyal paling tajam dari rasa frustrasi Kyiv terhadap kebocoran informasi dari para pejabat Barat yang mengatakan pasukannya bergerak terlalu lambat.
Dilansir dari Channel News Asia,Jumat (1/9/2023), sejak melancarkan serangan balasan yang sangat dibanggakan dengan menggunakan peralatan militer Barat bernilai miliaran dolar, Ukraina telah merebut kembali lebih dari selusin desa, tetapi belum berhasil menembus pertahanan utama Rusia.
Laporan-laporan di New York Times, Washington Post, dan organisasi-organisasi berita lainnya pekan lalu mengutip para pejabat Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya yang menyatakan bahwa serangan tersebut tidak sesuai dengan harapan.
Beberapa pihak menyalahkan strategi Ukraina, termasuk menuduh Ukraina memusatkan pasukannya di tempat yang salah.
Moskow mengatakan kampanye Ukraina telah gagal. Para komandan Ukraina mengatakan mereka sengaja bergerak lambat dan menurunkan pertahanan dan logistik Rusia untuk mengurangi kerugian ketika akhirnya menyerang dengan kekuatan penuh.
Baca Juga
“Mengkritik lambannya serangan balasan sama saja meludahi wajah tentara Ukraina yang mengorbankan nyawanya setiap hari yang bergerak maju dan membebaskan satu kilometer tanah Ukraina,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba kepada wartawan pada hari Kamis (31/8/2023).
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa para komandan Ukraina pantas mendapatkan keuntungan dari keraguan tersebut.
"Kami perlu memercayai mereka. Kami memberikan nasihat, kami membantu, kami mendukung. Namun, Ukraina yang harus mengambil keputusan tersebut."
Capai Garis Pertahanan Rusia
Setelah berbulan-bulan berjuang melewati ladang ranjau yang berat, pasukan Ukraina akhirnya mencapai garis pertahanan utama Rusia dalam beberapa hari terakhir, di selatan Desa Robotyne yang mereka rebut pekan lalu di wilayah Zaporizhzhia Barat.
Mereka kini bergerak maju antara desa terdekat Novopokropivka dan Verbove dan mencari jalan keluar dari parit anti-tank dan deretan piramida beton yang dikenal sebagai gigi naga yang membentuk benteng utama Rusia yang terlihat dari luar angkasa.
Sebuah terobosan yang menjadi ujian pertama bagi pertahanan Rusia yang diharapkan Ukraina akan lebih rentan dan tidak terlalu banyak ranjau dibandingkan wilayah yang telah dilalui pasukannya sejauh ini.
Kyiv jarang memberikan rincian operasi ofensifnya. Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (31/8/2023),
Wakil Menteri Pertahanan Hanna Maliar melaporkan keberhasilan yang tidak disebutkan secara spesifik di dekat Novopokropivka tanpa memberikan rincian.
Dia juga mengatakan pasukan Ukraina maju ke dekat Bakhmut, satu-satunya kota yang direbut Rusia dalam serangannya awal tahun ini.
Oleksandr Syrskyi, komandan pasukan darat Ukraina, melaporkan "dinamika positif" di dekat Bakhmut.
Ukraina juga meningkatkan serangan pesawat tak berawak terhadap sasaran-sasaran jauh di wilayah Rusia dan wilayah yang dikuasai Rusia di Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pihaknya telah menghancurkan drone baru Ukraina di wilayah Bryansk di Rusia selatan.
Sebelumnya mereka melaporkan serangan drone pada malam hari di Bryansk dan mengatakan mereka telah menembak jatuh sebuah rudal yang ditembakkan ke Krimea.
Malam sebelumnya, Moskow melaporkan upaya serangan pesawat tak berawak Ukraina di enam wilayah Rusia, termasuk satu serangan yang menyebabkan kebakaran besar di pangkalan udara militer di Pskov di Rusia Utara sehingga merusak beberapa pesawat angkut militer raksasa di landasan.
Meskipun Ukraina jarang berkomentar secara langsung mengenai serangan tertentu di Rusia, Presiden Volodymyr Zelensky menyombongkan serangan di Pskov sebanyak dua kali pada Kamis (31/8/2023). (Nizar Fachri Rabbani)