Bisnis.com, JAKARTA - Pesawat jet pribadi jatuh di wilayah Tver dekat Moskow Rabu (24/8/2023) waktu setempat. Bos paramiliter Wagner Yevgeny Prigozhin menjadi salah satu penumpang bersama 9 penumpang lainnya.
Seperti dikutip dari Guardian, Rosaviatsia, otoritas penerbangan Rusia, mengatakan bahwa Prigozhin adalah salah satu penumpang yang masuk dalam manifes jet bisnis Embraer yang jatuh pada Rabu malam.
Penyebab kecelakaan itu masih belum jelas. Namun, perseteruan Prigozhin dengan militer Rusia yang sudah berlangsung lama, dan berujung pemberontakan bersenjata pada Juni bakal menjadi motif kuat peristiwa jatuhnya pesawat jet. "Motif balas dendam bagi negara Rusia menguat," tulis media tersebut.
Saluran media yang terafiliasi Wagner dengan cepat menyatakan bahwa rudal pertahanan udara Rusia telah menembak jatuh pesawat tersebut.
Jet Embraer jatuh di wilayah Tver saat terbang antara Moskow dan St Petersburg. Video yang diunggah ke internet menunjukkan jet kecil itu mengepulkan asap sebelum menghantam tanah dan meletus dalam kobaran api.
Pesawat tersebut dilaporkan memiliki nomor ekor RA-02795. Padahal, pesawat itu telah mendapat sanksi Amerika sejak 2019, karena terkait dengan Prigozhin.
Baca Juga
Pemimpin Wagner dilaporkan menggunakan pesawat tersebut, tak lama setelah percobaan pemberontakan yang gagal. Pesawat tersebut dilaporkan meninggalkan St Petersburg ke Belarus pada pagi hari, 27 Juni 2023.
Sementara itu, beberapa kantor berita Rusia, termasuk Baza, yang dekat dengan penegak hukum Rusia, mengatakan tujuh penumpang dan tiga awak di dalam jet tersebut semuanya tewas. Para pejabat kemudian mengkonfirmasi 10 orang tewas dalam kecelakaan itu.
Prigozhin merilis video awal pekan ini. Dia mengaku berada di Afrika, tempat paramiliter bayaran pindah lokasi perang sejak aksi pemberontakan yang gagal di Rusia. Namun tidak jelas kapan foto itu diambil, dan apakah dia telah kembali ke Rusia sejak foto tersebut dirilis.
Seperti diketahui, Prigozhin adalah sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengumpulkan pundi-pundi kekayaan dari kontrak militer dengan pemerintah negara tersebut. Perusahaan itu sempat mendirikan pabrik troll dan pasukan paramiliter yang menjadi perpanjangan tangan kekuatan Rusia di luar negeri.
Kelompok Wagner yang dipimpin Prigozhin menandatangani kesepakatan yang menguntungkan di Republik Afrika Tengah, dan negara Afrika lainnya. Di Ukraina, pasukannya, termasuk puluhan ribu narapidana yang direkrut dari penjara, memainkan peran penting dalam perjuangan Bakhmut.
Namun konflik yang sudah berlangsung lama dengan petinggi Kementerian Pertahanan Rusia semakin memburuk di Ukraina. Mereka berselisih mengenai permintaan amunisi dan strategi perang. Bahkan, mengklaim bahwa para pejuang tidak teratur dikorbankan untuk melindungi pasukan reguler Rusia.
Mereka sempat berteriak menyebut nama Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov di media sosial, sambil melobi agar lebih banyak peluru dikirimkan ke pasukannya yang bertempur di dekat Bakhmut.
Pasukannya dilaporkan mengintimidasi, memeras, dan menculik pasukan Rusia di dekat garis depan, mencuri tank dan menukar tawanan mereka untuk mendapatkan lebih banyak amunisi.
Kementerian pertahanan berencana untuk mengambil kendali atas Wagner pada tanggal 1 Juli ketika Prigozhin melancarkan pemberontakan bersenjata, mengirimkan paramiliternya untuk mengambil kendali markas militer di Rostov-on-Don dan meluncurkan “pawai keadilan” di Moskow.
Diperkirakan 15 prajurit Rusia tewas dalam pemberontakan tersebut, yang berakhir ketika Prigozhin dilaporkan setuju untuk meninggalkan Ukraina dan memindahkan tentara bayarannya ke Belarus.