Bisnis.com, JAKARTA – Pesawat tak berawak atau drone Ukraina menyerang depot amunisi Rusia di Dzhanko Krimea pada Senin (24/7/2023).
Mengutip Reuters, pasukan pertahanan udara Rusia menembak jatuh atau secara elektronik mengganggu 11 pesawat tak berawak di daerah itu, kata seorang pejabat yang ditempatkan di Rusia.
Sergei Aksyonov, Gubernur Semenanjung Krimea yang dilantik Rusia dan dianeksasi Moskow dari Ukraina pada 2014, juga mengatakan bahwa sebuah bangunan tempat tinggal rusak di daerah tersebut.
Dia mengatakan tidak ada indikasi korban jiwa, tetapi orang-orang dalam radius 5 km (3 mil) dari insiden tersebut sedang dievakuasi.
Tidak jelas apakah depot amunisi itu langsung dihantam oleh drone atau rusak oleh puing-puing drone yang jatuh.
Rusia memiliki pangkalan udara militer di dekat Dzhankoi.
Baca Juga
Para pejabat Ukraina telah lama mengatakan kota itu dan sekitarnya telah diubah menjadi pangkalan militer terbesar Moskow di Krimea.
Aksyonov juga mengatakan di aplikasi pesan Telegram bahwa untuk alasan keamanan lalu lintas kereta api dan jalan raya di daerah itu ditangguhkan.
Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi laporan serangan tersebut. Tidak ada komentar segera dari Ukraina atas dugaan serangan itu.
Ukraina jarang secara terbuka mengklaim bertanggung jawab atas serangan di dalam Rusia atau di wilayah yang dikuasai Rusia di Ukraina, tetapi mengatakan dalam beberapa bulan terakhir bahwa menghancurkan infrastruktur militer Rusia membantu serangan balik Kyiv.
Itu adalah serangan kedua dalam tiga hari di Krimea. Pada hari Sabt (22/7/2023), Aksyonov mengatakan sebuah pesawat tak berawak menyebabkan ledakan di depot amunisi di pusat Krimea, mendorong pihak berwenang untuk mengevakuasi orang-orang terdekat dan menghentikan sementara lalu lintas jalan di jembatan yang menghubungkan semenanjung itu ke Rusia.
Ukraina memang mengklaim insiden itu, dan mengatakan tentaranya telah menghancurkan depot minyak dan gudang tentara Rusia.