Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rudal Rusia Hancurkan Depot Biji-bijian di Pelabuhan Odesa Ukraina, 4 Orang Terluka

Serangan pesawat tak berawak Rusia di Pelabuhan Odesa, Ukraina bagian Selatan menghancurkan depot biji-bijian dan melukai empat karyawan.
Kapal kargo berbendera Sierra Leone, Razoni membawa gandum dan biji-bijian Ukraina dari pelabuhan Odesa, kata Kementerian Pertahanan Turki, Senin (1/8/2022)./Istimewa
Kapal kargo berbendera Sierra Leone, Razoni membawa gandum dan biji-bijian Ukraina dari pelabuhan Odesa, kata Kementerian Pertahanan Turki, Senin (1/8/2022)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Serangan pesawat tak berawak Rusia di Pelabuhan Odesa, Ukraina bagian Selatan menghancurkan depot biji-bijian dan melukai empat karyawan pelabuhan, kata komando militer Ukraina selatan di media sosial, Senin (24/7/2023).

Berdasarkan informasi awal, tiga drone dihancurkan dalam serangan itu, kata komando itu. Namun, Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen.

Melansir BBC, Rusia meluncurkan gelombang serangan rudal di Pelabuhan Odesa, Ukraina yang pernah dijanjikan untuk tidak diserang Rusia dan berisi biji-bijian untuk diekspor.

Sejak Rusia menarik diri dari kesepakatan gandum dengan Ukraina, Rusia sudah beberapa kali menyerang pelabuhan di kota Odesa tersebut.

Kesepakatan tersebut berlangsung dari 22 Juli 2022 hingga 17 Juli 2023 saat Rusia menarik diri.

Satu lokasi yang hancur adalah terminal biji-bijian milik salah satu produsen terbesar Ukraina, Kernel. Para pejabat mengatakan lebih dari 60.000 ton biji-bijian telah dihancurkan dalam seminggu terakhir.

"Kami menghentikan ekspor kami selama dua hingga tiga bulan pertama perang," jelas Yevhen Osypov, CEO Kernel.

Harga minyak dan biji-bijian naik 50 persen. Anda bisa melihat hal yang sama terjadi lagi sekarang, lanjutnya.

Ketika pasokan biji-bijian global tampaknya stabil untuk saat ini, pasar global melihat harga biji-bijian naik sebesar 8 persen dalam satu hari. Itu menjadi kenaikan harian tertinggi sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari tahun lalu.

Kremlin telah setuju untuk tidak menargetkan infrastruktur pelabuhan di tiga lokasi di wilayah tersebut, tetapi kesepakatan itu sudah tidak berlaku lagi untuk Rusia.

Dengan pelabuhan yang rusak, tidak ada koridor yang disepakati melalui Laut Hitam dan Rusia menguasai sebagian besar garis pantai. Osypov yakin kapasitas ekspor biji-bijian Ukraina akan turun 50 persen ke depannya.

"Ini merupakan tantangan besar bagi petani kami karena mereka harus menjual produk mereka dengan harga 20 persen di bawah biaya normalnya," kata Osypov yang memperkirakan hanya sedikit orang pada masa depan yang bekerja di lahan yang lebih sedikit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper