Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi terhadap hampir 120 orang dan entitas untuk memblokir akses Rusia ke barang elektronik dan barang lain yang membantu perangnya melawan Ukraina. Salah satunya bos Wagner Yevgeny Prigozhin.
Pemberlakuan sanksi mulai diberlakukan lewat pengumuman Departemen Keuangan dan Negara pada Kamis (20/7/2023).
Dalam pernyataan Departemen Keuangan AS, langkah-langkah baru juga dirancang untuk mengurangi pendapatan Rusia dari logam dan sektor pertambangan, dan merusak kemampuan energi masa depan, serta menurunkan akses Rusia terhadap sistem keuangan internasional.
“Tindakan hari ini merupakan langkah lain dalam upaya kami untuk membatasi kemampuan militer Rusia, aksesnya ke medan perang, dan keuntungan ekonominya,” kata Wakil Menteri Keuangan AS, Wally Adeyemo, dalam pernyataan tersebut.
Dilansir dari Arab News, Sabtu (22/7/2023), Kedutaan Besar Rusia di Washington menyebut sanksi terbaru sebagai bagian dari serangan tanpa akhir dari pemerintahan Presiden AS, Joe Biden, dalam konteks perang hibrida yang dilancarkan sekutu negara Barat kepada Rusia.
Dalam pernyataannya, Kedutaan Rusia untuk AS menyebut bahwa tindakan destruktif Gedung Putih menegaskan kebijakan Rusia untuk meningkatkan kemampuan pertahanan, kedaulatan keuangan dan teknologinya.
Baca Juga
AS dan sekutu Barat lainnya telah membantu Ukraina puluhan miliar dolar atau hampir triliunan rupiah untuk persenjataan dan perangkat keras militer demi mempertahankan diri setelah invasi Rusia pada Februari 2022.
Sekutu negara Barat menyangkal klaim Rusia bahwa mereka ingin menghancurkan Rusia yang mereka tuduh sebagai perampas tanah di Ukraina.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan mereka yang ditargetkan termasuk warga negara Rusia dan Korea Utara terkait dengan Yevgeny Prigozhin, pemimpin organisasi tentara bayaran Wagner karena membantu memasok amunisi ke Rusia.
Dua perusahaan militer swasta Rusia lainnya menjadi sasaran, termasuk Okhrana yang dimiliki oleh perusahaan energi, Gazprom, yang dikendalikan Kremlin.
Enam wakil menteri Rusia, wakil direktur dinas keamanan FSB, dan gubernur wilayah Smolensk menjadi sasaran, kata Departemen Luar Negeri AS.
Sanksi tersebut membekukan semua properti atau kepentingan di properti AS yang dimiliki oleh mereka yang ditargetkan dan umumnya melarang mereka bertransaksi dengan warga negara AS atau orang di AS.
“Langkah-langkah tersebut lebih lanjut untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas invasi ilegalnya ke Ukraina dan menurunkan kemampuannya untuk mendukung upaya perangnya,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah pernyataan.