Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat (AS) mengirim bom cluster ke Ukraina. Ada 120 negara yang melarang penggunaan bom ini, karena berbahaya bagi warga sipil.
Bom cluster telah digunakan untuk perang sejak tahun 1940-an. Pada pekan lalu, AS mengonfirmasi memasok Kyiv dengan bom cluster yang dikutuk secara luas sebagai bagian dari paket keamanan baru senilai US$800 juta atau sekitar Rp12 trilun.
Presiden AS Joe Biden membela keputusannya, mengatakan Ukraina membutuhkannya dan telah meyakinkan Washington bahwa bom tidak akan digunakan untuk menargetkan wilayah di Rusia.
Lebih dari 100 negara, termasuk Inggris, Jerman, dan Kanada, telah menandatangani kesepakatan di bawah Konvensi Munisi Cluster untuk melarang produksi, penimbunan, penggunaan, dan pengiriman bom cluster.
Munisi tandan (bom cluster) biasanya melepaskan sejumlah besar bom yang lebih kecil yang dapat membunuh tanpa pandang bulu di area yang luas, tetapi memiliki tingkat kegagalan yang tinggi membuat bom yang gagal meledak menimbulkan bahaya selama beberapa dekade setelah konflik berakhir.
Dilansir dari Aljazeera, berikut garis waktu penggunaan senjata bom cluster sepanjang sejarah:
1943, Pertempuran Kursk (Perang Dunia II)
Pasukan Soviet menjatuhkan munisi tandan pada pasukan Jerman di Kursk, Rusia barat.
Baca Juga
1943 di Inggris (Perang Dunia II)
Jerman merilis 1.000 bom kupu-kupu di Grimsby, sebuah kota pelabuhan di timur laut Inggris.
1960-an dan 70-an, Perang Vietnam
Pasukan AS menargetkan Kamboja, Laos, dan Vietnam dengan munisi tandan selama Perang Dingin.
Menurut sebuah monitor, AS menjatuhkan 413.130 ton bom cluster di atas Vietnam antara tahun 1965 dan 1973.
Mengutip pihak berwenang, Palang Merah melaporkan bahwa Laos terkontaminasi oleh sekitar 80 juta submunisi tandan, yang mempengaruhi 17 provinsi dan mengakibatkan 300 korban setiap tahun.
1975-88 di Sahara Barat
Pasukan Maroko menggunakan bom clusrer melawan kelompok bersenjata non-negara.
1978, Lebanon
Selama invasi Israel, Tel Aviv menggunakan munisi tandan di Lebanon selatan .
1979-89, Afganistan
Pasukan Soviet menggunakan munisi tandan di Afghanistan dari tahun 1979 hingga 1989.
1982, Perang Falklands
Pasukan Inggris melepaskan bom cluster pada posisi infanteri Argentina selama 10 minggu perang yang tidak diumumkan sehingga ratusan orang tewas.
1991, Perang Teluk
Menurut Human Rights Watch, 61.000 munisi tandan yang dikirim dari udara yang dirilis oleh AS dan sekutunya menyumbang sekitar seperempat dari bom yang dijatuhkan di Irak dan Kuwait.
1992-95, Perang Bosnia
Pasukan Yugoslavia menggunakan munisi tandan yang tersedia selama perang kemerdekaan. Menurut CMC, pada tahun 1992, 195 orang di Bosnia dan Herzegovina menjadi korban bom cluster. Selama perang, jumlah korban terbanyak mencapai 175, dengan 31 kematian.
1994-96, Perang Chechnya Pertama
Pasukan Rusia menggunakan munisi tandan melawan kelompok kemerdekaan Chechnya.
1995, Kroasia
Pada 2-3 Mei, pasukan Serbia menyerang Zagreb menggunakan bom cluster.
1996-99 di Sudan
Pemerintah Sudan mengerahkan munisi tandan yang dijatuhkan dari udara di Sudan selatan.
1998, Perang Etiopia-Eritrea
Ethiopia dan Eritrea bertukar serangan bom, dengan Ethiopia menyerang bandara Asmara dan Eritrea menargetkan bandara Mekelle.
1998-99, Albania
Pasukan Yugoslavia melancarkan serangan roket lintas batas ke Albania.
1999 di Yugoslavia (Perang Kosovo)
Sekutu NATO menjatuhkan 1.765 bom curah yang berisi 295.000 bom.
2001-02, Perang Afghanistan
AS menjatuhkan 1.228 bom curah yang berisi 248.056 bom di Afghanistan antara Oktober 2001 dan Maret 2002, menurut HRW.
2003-06, Perang Irak
Hampir 13.000 bom cluster digunakan oleh Inggris dan AS selama tiga minggu pertempuran, menurut CMC.
2008, perang Georgia
Rusia menggunakan bom cluster yang diluncurkan dari udara dan darat selama konflik di Ossetia Selatan. Georgia juga menggunakan munisi tandan yang menewaskan sedikitnya 16 warga sipil dan melukai 54 lainnya.
2011 di Libia
Pasukan Presiden Muammar Gaddafi saat itu menggunakan bom cluster di sebuah desa di Misrata, Libya.
Berlangsung sejak 2012 di Suriah
Penggunaan munisi tandan dalam konflik Suriah dimulai pada tahun 2012, sejak protes revolusioner Musim Semi Arab.
2014-15, Krimea
Rusia dan Ukraina menggunakan munisi tandan selama invasi Moskow untuk mencaplok Krimea, menurut Human Rights Watch (HRW).
2015-18 di Yaman
Arab Saudi menggunakan bom curah buatan Inggris untuk melawan pemberontak Houthi di Yaman
2022, Perang Ukraina
Menurut HRW, Rusia dan Ukraina telah banyak menggunakan bom cluster selama konflik.