Rusia menyangkal tuduhan
Tuduhan tersebut disangkal oleh Rusia. Menurut versi mereka, Ukraina yang harus disalahkan atas insiden jatuh dan meledaknya Malaysia Airlines MH17.
Menyusul tragedi tersebut, penyelidikan dilakukan oleh berbagai organisasi Eropa, seperti Dewan Keamanan Belanda, Biro Investigasi Kecelakaan Udara Nasional, Perusahaan Boeing, Interpol, dan lain-lain.
Laporan pertama yang disampaikan pada September 2014 menyatakan bahwa pesawat dalam kondisi kerja yang baik. Meski demikian, investigasi tersebut tak ada satupun yang menyebut masalah rudal.
Menurut laporan awal, kehancuran bagian depan pesawat Malaysia Airlines disebabkan oleh benturan berbagai benda kecil yang bergerak dengan kecepatan tinggi.
Saat terjadi tabrakan, bagian hidung pesawat hancur terlebih dahulu, sedangkan bagian tengah dan belakang badan pesawat terus bergerak maju saat turun.
Tapi pada bulan Oktober 2015, Dewan Keamanan Belanda mengumumkan bahwa pesawat tersebut ditembak jatuh oleh sistem rudal Buk, dengan rudal tersebut mencapai ketinggian 10.000 meter.
Baca Juga
Sistem ini dioperasikan oleh Brigade Rudal Anti-Pesawat ke-53, sebuah unit Angkatan Bersenjata Rusia.
Tapi pihak Rusia mengatakan bahwa Buk rudal tersebut adalah milik Ukraina. Kemudian penyelidikan yang dilakukan oleh Bellingcat dan Tim Investigasi Gabungan (JIT) mengungkapkan bahwa sistem rudal diangkut ke bagian pendudukan wilayah Donetsk dari wilayah Kursk.
Menurut versi awal, Rusia menembak jatuh penerbangan MH17 secara tidak sengaja. Mereka mengeluarkan upaya dan misil yang signifikan dalam upaya menghancurkan pesawat militer Ukraina.
Saat itu, untuk memastikan keamanan pesawat sipil, Ukraina menutup wilayah udara di atas zona konflik, membatasinya hingga ketinggian 9.750 meter.
Namun, Boeing 777 terbang lebih tinggi, dan Rusia keliru mengidentifikasinya sebagai pesawat musuh, yang mengarah ke serangan yang ditargetkan.
Pada Juni 2019, Kejaksaan Negeri Belanda menyebutkan empat orang yang terlibat dalam kecelakaan MH17. Tiga di antaranya adalah warga negara Rusia: Igor Girkin (juga dikenal sebagai Strelkov), Sergey Dubinsky (Khmury), Oleg Pulatov (Gyurza); yang lainnya adalah warga negara Ukraina, Leonid Kharchenko (Krut), yang mengkhianati negaranya dan memihak Rusia.
Dua orang pertama dan Kharchenko dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh Pengadilan Distrik Den Haag pada tahun 2022. Pulatov dinyatakan tidak bersalah.