Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Berencana Kirim Amunisi Tandan yang Ditentang Aktivis HAM ke Ukraina untuk Memerangi Rusia

AS berencana mengirim amunisi tandan ke Ukraina untuk membantunya memerangi penjajah Rusia yang ditentang aktivis HAM.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tiba di Marine One di Halaman Selatan Gedung Putih di Washington, DC, AS, pada Minggu, 28 Mei 2023. Fotografer: Yuri Gripas/Abaca/Bloomberg
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tiba di Marine One di Halaman Selatan Gedung Putih di Washington, DC, AS, pada Minggu, 28 Mei 2023. Fotografer: Yuri Gripas/Abaca/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) berencana untuk mengirim amunisi tandan ke Ukraina untuk membantunya memerangi penjajah Rusia, kata pejabat AS pada Kamis (6/7/2023).

Rencana ini ditentang oleh kelompok hak asasi manusia (HAM), tetapi akan memberikan elemen baru yang kuat untuk serangan balasan Ukraina.

Melansir Reuters, Jumat (7/7/2023), paket bantuan senjata yang mencakup amunisi tandan yang ditembakkan oleh meriam Howitzer 155 milimeter diharapkan akan diumumkan paling cepat Jumat (7/7/2023), kata tiga pejabat AS yang berbicara tanpa menyebut nama.

Langkah tersebut telah dipertimbangkan secara serius setidaknya selama seminggu, kata salah satu pejabat.

Gedung Putih mengatakan pengiriman amunisi tandan ke Ukraina sedang dipertimbangkan secara aktif, tetapi belum diumumkan.

Presiden Joe Biden akan menghadiri KTT NATO minggu depan di Lituania yang diperkirakan akan didominasi pembahasan perang di Ukraina.

Human Rights Watch meminta Rusia dan Ukraina untuk berhenti menggunakan amunisi tandan dan mendesak AS untuk tidak memasoknya. Kelompok itu mengatakan bahwa pasukan Rusia dan Ukraina telah menggunakan senjata tersebut yang telah membunuh warga sipil Ukraina.

Amunisi, yang dilarang oleh lebih dari 120 negara, biasanya melepaskan sejumlah besar bom kecil yang dapat membunuh tanpa pandang bulu di wilayah yang luas, mengancam warga sipil.

Bom yang gagal meledak menimbulkan bahaya selama bertahun-tahun setelah konflik berakhir.

Undang-undang tahun 2009 melarang ekspor amunisi tandan AS dengan tingkat kegagalan bom lebih tinggi dari 1 persen, yang mencakup hampir semua persediaan militer AS.

Biden dapat mengabaikan larangan seputar amunisi seperti yang dilakukan Trump pada Januari 2021 untuk mengizinkan ekspor teknologi amunisi tandan ke Korea Selatan.

Ukraina telah mendesak anggota Kongres untuk menekan pemerintahan Biden agar menyetujui pengiriman amunisi tandan yang dikenal sebagai Amunisi Peningkatan Konvensional Tujuan Ganda (DPICM).

Paket US$800 Juta

Seorang juru bicara Pentagon mengatakan pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan untuk mengirim DPICM ke Ukraina, tetapi hanya yang memiliki tingkat kegagalan lebih rendah dari 2,35 persen.

Militer AS percaya bahwa amunisi tandan akan berguna untuk Ukraina, kata seorang pejabat senior Pentagon pada bulan Juni, tetapi mereka belum disetujui untuk Kyiv karena pembatasan kongres dan kekhawatiran di antara sekutu.

Angkatan Darat AS saat ini menghabiskan lebih dari US$6 juta per tahun untuk menonaktifkan peluru artileri cluster 155 milimeter dan amunisi lama lainnya, menurut dokumen anggaran.

Mengirim DCIPM akan mengurangi pengurasan peluru standar 155 milimeter yang telah dikirim Washington ke Kyiv dalam jumlah besar.

Juga dalam paket bantuan yang akan diumumkan, yang diperkirakan bernilai US$800 juta, Ukraina akan menerima amunisi untuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), dan kendaraan darat seperti kendaraan tempur Bradley dan pengangkut personel lapis baja Stryker, kata pejabat.

Paket itu masih diselesaikan dan bisa berubah, kata para pejabat. Paket bantuan itu akan didanai menggunakan Otoritas Penarikan Presiden, yang memberi wewenang kepada Biden untuk mentransfer artikel dan layanan dari saham AS tanpa persetujuan kongres selama keadaan darurat. Bahan tersebut akan berasal dari persediaan berlebih AS.

Paket bantuan keamanan akan menjadi yang ke-42 yang disetujui oleh Amerika Serikat untuk Ukraina sejak invasi Rusia pada Februari 2022, dengan total lebih dari US$40 miliar.

Ukraina juga telah mendorong pesawat tempur Barat yang baru, termasuk F-16, saat melakukan serangan balasan.

“F-16 atau peralatan lain yang kami butuhkan akan memberi kami kesempatan untuk bergerak lebih cepat, untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa, untuk bertahan lebih lama,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam wawancara dengan ABC News yang disiarkan pada hari Kamis (6/7/2023).

Anggota NATO Denmark dan Belanda memimpin upaya koalisi internasional untuk melatih pilot dan staf pendukung, untuk memelihara pesawat dan pada akhirnya memasok F-16 ke Ukraina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper