Bisnis.com, JAKARTA - Kurang dari dua pekan setelah memelopori pemberontakan bersenjata melawan pemimpin militer Presiden Rusia Vladimir Putin dan diasingkan ke Belarusia, bos Wagner Yevgeny Prigozhin tampaknya kembali ke Rusia.
John McLaughlin, mantan Penjabat Direktur CIA, menyampaikan hal itu seperti dilansir dari Insider, Jumat (7/7/2023).
Dia menyebut bahwa kembalinya Prigozhin ke Rusia adalah perkembangan yang mengejutkan dan mungkin menunjukkan cengkeraman kekuasaan Putin lebih lemah daripada yang terlihat.
Pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan minggu ini bahwa Prigozhin kembali ke kota asalnya St. Petersburg, dan bahkan mungkin terbang ke Moskow pada Kamis (6/7/2023) pagi.
Media berita lokal Fontanka juga melaporkan bahwa Prigozhin terlihat tiba di luar gedung FSB di St. Petersburg pada hari Selasa (4/7/2023) dan mendapatkan kembali beberapa senjatanya.
"Pikiran yang langsung muncul di benak adalah ini tanda kelemahan Putin di tengah kekalahan Rusia yang terus berlanjut dalam perang Ukraina,” kata Glenn Carle, mantan intelijen CIA yang ditempatkan di Rusia.
Baca Juga
Lebih lanjut, hal itu menunjukkan bahwa ada berbagai faksi yang harus ditenangkan oleh Putin dan Prigozhin memiliki pendukung dalam struktur kekuasaan yang tidak dapat dilanggar oleh Putin.
"Meskipun ada undang-undang yang menetapkan 15 tahun penjara jika Anda berbicara menentang perang, jika Prigozhin mempertahankan kebebasannya, itu berarti seorang pemberontak yang sebenarnya akan diizinkan untuk bebas," kata McLaughlin.
Putin telah lama dituduh memerintahkan pemenjaraan dan pembunuhan orang-orang yang dianggapnya tidak loyal atau mengancam.
Pemerintahnya diyakini berada di balik upaya peracunan mantan mata-mata Sergei Skripal dan pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny, keduanya menjadi sasaran Kremlin.
Prigozhin, setidaknya untuk saat ini, adalah anomali karena dia diizinkan kembali ke Rusia setelah memimpin pemberontakan bersenjata melawan pejabat penting militer Rusia.
Lukashenko, salah satu sekutu terdekat Putin, menegosiasikan akhir dari pemberontakan bersenjata Prigozhin melawan pemerintahan presiden Rusia bulan lalu.
Prigozhin awalnya mendukung invasi Rusia ke Ukraina, tetapi dia kemudian menyerang kepemimpinan militer Rusia, menuduh mereka menyabotase upaya perang Ukraina.
Prigozhin meluncurkan "pawai untuk keadilan" menuju Moskow bulan lalu. Tetapi dia mengumumkan bahwa dia akan kembali hanya beberapa jam dari Moskow, mengatakan dia tidak ingin mengambil risiko darah Rusia tertumpah.