Bisnis.com, JAKARTA - Serangan balik Ukraina terhadap Rusia akan sulit dan sangat berdarah, menurut seorang perwira militer tertinggi Amerika Serikat (AS).
Jenderal Mark Milley mengatakan dia tidak terkejut bahwa kemajuan lebih lambat dari yang diperkirakan, tetapi menambahkan bahwa Ukraina maju dengan mantap.
"Agak lambat, tapi itu bagian dari sifat perang," katanya.
Itu terjadi ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh beberapa mitra Barat menunda pelatihan yang dijanjikan untuk pilot Ukraina.
Dilansir dari BBC, Sabtu (1/7/2023), beberapa negara Barat telah berjanji untuk melatih pilot Kyiv dengan jet tempur F-16 buatan AS, tetapi Presiden Ukraina mengatakan beberapa sekutu telah menunda janji tersebut.
Zelensky sebelumnya telah mengakui bahwa kemajuan serangan Ukraina lambat.
Baca Juga
Milley, Kepala Staf Gabungan, mengatakan kepada audiensi di National Press Club di Washington pada Jumat (31/6/2023), bahwa serangan balasan itu maju dengan mantap, dengan sengaja bekerja melalui ladang ranjau yang sangat sulit.
Dia tidak terkejut bahwa kemajuan lebih lambat dari yang diharapkan.
"Perang di atas kertas dan perang sesungguhnya berbeda. Dalam perang sesungguhnya, orang yang sesungguhnya mati," katanya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa serangan balasan itu akan memakan waktu enam, delapan, sepuluh minggu, dan akan sangat sulit, sangat berdarah. Tidak seorang pun boleh memiliki ilusi tentang semua itu.
Dia mengatakan AS memberi Ukraina bantuan sebanyak mungkin secara manusiawi.
Milley adalah penasihat militer utama Presiden AS dan menteri pertahanan, dan Dewan Keamanan Nasional.
Panglima Militer Frustrasi
Sementara itu, Panglima Militer Ukraina Valery Zaluzhny mengatakan serangan balasan terhambat oleh kurangnya daya tembak yang memadai.
Dalam sebuah wawancara dengan Washington Post yang diterbitkan pada Jumat (30/6/2023), dia mengatakan frustrasi dengan lambatnya pengiriman senjata yang dijanjikan oleh Barat, seperti jet tempur modern hingga amunisi artileri.
"Saya tidak membutuhkan 120 pesawat. Saya tidak akan mengancam seluruh dunia. Jumlah yang sangat terbatas sudah cukup," katanya.
Secara terpisah, Kepala Badan Intelijen Pusat AS, William Burns, dilaporkan telah melakukan kunjungan mendadak ke Ukraina bulan lalu ketika dia bertemu dengan Zelensky dan pejabat intelijen Ukraina.
Direktur CIA telah membahas serangan balik Ukraina terhadap pasukan Rusia dan menegaskan kembali komitmen AS untuk berbagi intelijen.