Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS "Cawe-cawe" Pemberontakan Wagner di Rusia, Begini Kata Donald Trump

AS ikut cawe-cawe dalam insiden pemberontakan pasukan elit Wagner kepada pemerintah Rusia.
Tentara Rusia dan Suriah di Ghouta Timur, Damaskus./Reuters
Tentara Rusia dan Suriah di Ghouta Timur, Damaskus./Reuters

Bisnis.com, SOLO - AS ikut "cawe-cawe" dalam insiden pemberontakan pasukan elit Wagner kepada pemerintah Rusia.

Meski demikian, "cawe-cawe" yang dimaksud di sini hanya berupa komentar dan prediksi yang disampaikan oleh beberapa tokoh kenamaan AS tentang insiden pemberontakan tersebut.

Pertama adalah Donald Trump. Mantan Presiden AS tersebut mengatakan jika konflik yang terjadi mungkin akan semakin buruk.

"Selanjutnya mungkin jauh lebih buruk!" tulis mantan presiden itu di Truth Social pada hari Sabtu.

Meski demikian, Trump tidak menjelaskan lebih lanjut apa maksud dari pernyataannya tersebut.

Hal yang sama disampaikan oleh seorang pensiunan mayor di Angkatan Darat AS Mike Lyons belum lama ini.

Mike Lyons mengatakan ada banyak pertanyaan yang harus ditanyakan tentang masa depan yang dihadapi pejuang Wagner setelah pemberontakan singkat mereka.

"Mereka adalah kompi tempur independen. Mereka diberi ransum yang lebih baik. Mereka berpakaian berbeda," kata Mayor Mike Lyons (Purn.) Angkatan Darat AS. 

"Saya rasa mereka tidak akan mudah berasimilasi dengan militer Rusia dan dikirim kembali ke garis depan di sana. Jadi saya pikir akan ada masalah."

Mayor Mike Lyons kemudian mengatakan jika pasukan Wagner kemungkinan akan terbagi menjadi dua setelah pemberontakan ini. Kelompok yang marah mungkin akan membelot ke Ukraina.

"Mungkin beberapa akan terpecah. Mungkin beberapa akan memutuskan untuk membelot dan memberikan informasi ke Ukraina. Orang-orang itu setia kepada pria itu, Prigozhin, bukan pada negara, bukan pada misi. Saya pikir kita punya banyak hal lebih banyak pertanyaan yang belum terjawab sekarang," ia menambahkan.

Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa pemberontakan bersenjata oleh tentara bayaran Grup Wagner adalah pengkhianatan, dan siapa pun yang mengangkat senjata melawan militer Rusia akan dihukum.

Putin menyampaikan hal itu dalam pidato yang disiarkan televisi pada Sabtu (24/6/2023) seperti dilansir Reuters.

"Mereka yang dengan sengaja melakukan pengkhianatan, mempersiapkan pemberontakan bersenjata ketika Anda sedang mempersiapkan serangan teroris, akan dihukum," kata Putin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper