Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Presiden AS Joe Biden, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz berbicara Sabtu pagi untuk membahas situasi di Rusia.
Para petinggi tersebut menegaskan kembali dukungan berkelanjutan mereka untuk kedaulatan Ukraina, kata juru bicara perdana menteri Inggris dalam sebuah pernyataan.
Pertemuan mereka mengikuti seruan antara para menteri luar negeri G7, yang diikuti oleh menteri luar negeri Inggris pada Sabtu (24/6/2023) pagi, mengutip CNN.
Para pemimpin berbicara sebelum kepala perusahaan militer swasta Wagner Yevgeny Prigozhin mengumumkan bahwa dia telah memerintahkan tentara bayarannya untuk menghentikan serangan mereka di Moskow.
Pemimpin kelompok militer swasta Wagner Yevgeny Prigozhin sebalumnya telah meninggalkan markas militer Rusia di Rostov-on-Don di Rusia barat daya dalam sebuah tayangan video.
Video menunjukkan Prigozhin duduk di kursi belakang kendaraan. Kerumunan bersorak dan kendaraan berhenti saat seseorang mendekatinya dan menjabat tangan Prigozhin.
Baca Juga
Dia terdengar mengatakan "Semua yang terbaik (All the best)" kepada orang-orang yang berkumpul sebelum kendaraan itu pergi.
Media pemerintah Rusia RIA Novosti mengutip seorang saksi mata yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan Prigozhin meninggalkan markas “bersama para pejuang.”
Ini pertama kalinya Prigozhin terlihat di depan umum sejak dia mengumumkan bahwa pasukannya akan "kembali" dari Moskow dan kembali ke "kamp lapangan".
Tidak jelas ke mana Prigozhin saat ini sedang dalam perjalanan, tetapi sesuai kesepakatan yang jelas, dia diharapkan dikirim ke Belarusia dan tidak menghadapi tuntutan pidana apa pun.
Tentara bayaran Wagner pimpinan Yevgeny Prigozhin sebelumnya menguasai Kota Rostov dan menuju Moskow, Ibu Kota Rusia. Para serdadu swasta itu berniat menghancurkan kekuasaan Rusia yang dipimpin Presiden Vladimir Putin.
Pimpinan Milisi Wagner Yevgeny Prigozhin menantang dan menjawab ultimatum Kremlin terkait pemberontakan pasukan. Bahkan dia menyatakan tak satupun pasukannya berniat menyerahkan diri.
"Presiden membuat kesalahan besar ketika berbicara tentang pengkhianatan. Kami adalah patriot tanah air kami, kami berjuang dan berjuang untuk itu," kata Prigozhin dalam pesan audio, dikutip dari Reuters, Sabtu (24/6/2023).