Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pengerahan senjata nuklir taktis ke Belarus merupakan caranya untuk memberi peringatan kepada Negara Barat agar tak ikut campur dalam perang Rusia vs Ukraina.
Ancaman tersebut disampaikan Putin saat Berbicara di forum ekonomi utama Rusia di St Petersburg, Jumat (15/6/2023). Putin mengatakan bahwa hulu ledak nuklir taktis Rusia telah dikirim ke sekutu dekatnya, Belarusia.
Namun, dia menekankan bahwa Rusia belum perlu menggunakan senjata nuklir untuk saat ini.
"Justru [senjata nuklir di Belarusia] merupakan elemen pencegahan agar semua pihak yang berpikir untuk memberikan kekalahan strategis kepada kami tidak menyadari keadaan ini," kata Putin dikutip dari Reuters, Sabtu (17/6/2023).
Selain itu, Putin menggunakan istilah diplomatik untuk kekalahan yang begitu parah sehingga kekuatan Rusia akan berkurang di panggung dunia selama beberapa dekade.
Presiden Belarusia Lukashenko, sekutu setia Putin, mengatakan pada awal pekan ini bahwa negaranya telah mulai menerima pengiriman senjata nuklir taktis Rusia. Nuklir tersebut mencakup sekitar tiga kali lebih kuat dari bom atom yang dijatuhkan AS di Jepang pada tahun 1945.
Baca Juga
Pemimpin Rusia itu mengumumkan pada Maret 2023 bahwa dia telah setuju untuk mengerahkan senjata nuklir taktis di Belarus. Hal itu merujuk pada pengerahan senjata semacam itu oleh AS di sejumlah negara Eropa selama beberapa dekade.
Ukraina Mulai Unggul
Para analis militer independen mengatakan bahwa Ukraina telah mengungguli pasukan Rusia yang jumlahnya jauh lebih besar dalam hampir 16 bulan perang, sehingga memaksa Rusia untuk mundur di sekitar kota Kyiv, Kharkiv, dan Kherson.
Kepala militer Ukraina mengatakan pada hari Jumat (15/6/2023) mengatakan bahwa pasukan Ukraina yang maju menghadapi "perlawanan putus asa" dari pasukan Rusia di sekitar kota Bakhmut, yang direbut Rusia bulan lalu setelah pertempuran terpanjang dalam perang.
Ukraina mengatakan bahwa mereka telah merebut kembali tujuh desa dan tanah seluas 100 km persegi pada tahap awal serangan balasannya.
Namun, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukannya telah menangkis sejumlah upaya serangan balasan oleh tentara Ukraina di berbagai lokasi garis depan dalam 24 jam terakhir, sehingga menimbulkan kerugian besar pada pasukan Kyiv.
Putin mengatakan perangkat keras yang dipasok Barat seperti tank Leopard buatan Jerman secara teratur dihancurkan dan jika Kyiv mendapatkan jet tempur F-16 buatan AS dari sekutunya, maka jet-jet itu juga akan terbakar.
"F-16 juga akan terbakar, tidak diragukan lagi. Tetapi, jika mereka akan ditempatkan di luar Ukraina dan digunakan dalam operasi tempur, kami harus melihat bagaimana cara melibatkan dan di mana melibatkan aset-aset yang digunakan dalam operasi tempur melawan kami."
Hal itu, katanya, merupakan "bahaya serius" untuk menyeret NATO lebih jauh ke dalam konflik.