Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menegaskan tidak ada indikasi bahwa Rusia bersiap untuk menggunakan senjata nuklir, dan AS tidak melihat alasan untuk menyesuaikan postur nuklirnya sendiri.
Hal itu ditegaskan Blinken kepada wartawan, Jumat (16/6/2023).
Pernyataan Blinken muncul setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada hari Jumat (16/6/2023), bahwa Rusia "secara teoritis" dapat menggunakan senjata nuklir, jika ada ancaman terhadap integritas atau keberadaan wilayahnya, tetapi hal itu tidak perlu dilakukan.
Sebelumnya, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menegaskan bahwa negaranya telah menerima senjata nuklir taktis Rusia yang tiga kali lebih kuat daripada bom atom yang dijatuhkan AS di Jepang pada tahun 1945.
Melansir Reuters, Sabtu (17/6/2023), Putin untuk pertama kali mengonfirmasi bahwa negaranya telah mengirim senjata nuklir taktis ke Belarusia pada forum ekonomi utama Rusia di St Petersburg, Jumat (16/6/2023).
Putin mengatakan hulu ledak nuklir taktis Rusia telah dikirim ke sekutu dekatnya, Belarusia, tetapi menekankan bahwa dia tidak melihat Rusia perlu menggunakan senjata nuklir untuk saat ini.
Baca Juga
Sebelumnya, pada Maret, Putin mengumumkan bahwa dia telah setuju untuk menyebarkan senjata nuklir taktis di Belarusia, merujuk pada penyebaran senjata semacam itu oleh AS di sejumlah negara Eropa selama beberapa dekade.
AS telah mengkritik keputusan Putin, tetapi mengatakan tidak berniat mengubah pendiriannya mengenai senjata nuklir strategis dan belum melihat tanda-tanda bahwa Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir.
Langkah Rusia tetap diawasi ketat oleh Washington dan sekutunya serta oleh China, yang telah berulang kali memperingatkan terhadap penggunaan senjata nuklir dalam perang di Ukraina.
Putin mengatakan Barat melakukan segala yang bisa untuk menimbulkan kekalahan strategis di Rusia di Ukraina, Moskow terkunci dalam perang darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua setelah menyerang tetangganya tahun lalu yang disebutnya "operasi militer khusus."
Tetapi, Rusia tidak perlu menggunakan senjata nuklir untuk saat ini, kata Putin, menandakan tidak ada perubahan dalam postur nuklir Moskow, karena hanya akan dilakukan jika keberadaan negara Rusia terancam.
"Senjata nuklir telah dibuat untuk memastikan keamanan kami dalam arti luas dan keberadaan negara Rusia, tetapi kami... tidak perlu (untuk menggunakannya)," kata Putin.
Namun dia mengatakan pembicaraan dengan Barat untuk mengurangi persenjataan nuklir Rusia yang besar, yang terbesar di dunia, tidak dapat dimulai.
"Hanya berbicara tentang ini (potensi penggunaan senjata nuklir) menurunkan ambang nuklir. Kami memiliki lebih dari negara-negara NATO dan mereka ingin mengurangi jumlah kami. Persetan dengan mereka," kata Putin.