Bisnis.com, JAKARTA - Korea Utara menembakkan rudal balistik ke laut lepas pantai timur pada Senin (6/1/2025) waktu setempat. Penembakan itu bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Seoul selama periode kekacauan politik di Korea Selatan.
Mengutip Reuters, militer Korea Selatan mengonfirmasi peluncuran rudal tersebut. Sementara itu, penjaga pantai Jepang juga mengatakan sebuah proyektil yang diyakini sebagai rudal yang ditembakkan Korea Utara telah jatuh.
Peluncuran rudal tersebut adalah yang pertama dilakukan Pyongyang sejak 5 November 2024 atau ketika negara itu menembakkan sedikitnya tujuh rudal balistik jarak pendek di lepas pantai timurnya.
Adapun, pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri AS Blinken bertemu dengan Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok dan menekankan komitmen pertahanan yang teguh dari Washington terhadap negara tersebut.
Dalam pernyataan resminya, dia juga menyerukan komunikasi diplomatik dan keamanan yang erat untuk mencegah kemungkinan provokasi Korea Utara.
Choi menggantikan Presiden Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan, yang pada tanggal 3 Desember memberlakukan darurat militer yang mengejutkan negara dan menyebabkan penangguhan tugasnya pada tanggal 14 Desember.
Hingga saat ini belum jelas jenis rudal apa yang ditembakkan oleh Korea Utara. Akan tetapi, uji coba IRBM Korea Utara tahun lalu menampilkan desain bahan bakar padat baru dan membawa apa yang disebut Pyongyang sebagai kendaraan luncur hipersonik, hulu ledak yang dirancang agar mampu bermanuver dan menghindari pertahanan rudal.
Korea Utara mengatakan pihaknya sedang berupaya membuat rudal-rudalnya dari semua jarak tembak menjadi bahan bakar padat. Rudal-rudal berbahan bakar padat tidak perlu diisi bahan bakar segera sebelum diluncurkan, seringkali lebih mudah dan aman untuk dioperasikan.
Rudal tersebut juga memerlukan dukungan logistik yang lebih sedikit, sehingga membuatnya lebih sulit dideteksi dan lebih tahan lama daripada senjata berbahan bakar cair.