Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) mengklaim sistem pertahanan udara rudal Patriot buatan negaranya yang digunakan masih dapat digunakan setelah serangan Rusia.
Menurut laporan dari pemerintah AS, sistem pertahanan udara rudal Patriot masih dalam kondisi beroperasional, dan radarnya tidak rusak.
Adapun hingga saat ini pihaknya mengklaim bahwa saat ini tidak ada informasi mengenai elemen pasti dari sistem yang rusak.
Menurut laporan tersebut, para pejabat AS percaya bahwa sistem tersebut tidak memerlukan transportasi ke AS untuk perbaikan.
Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa pasukan Rusia menyerang sistem pertahanan udara rudal Patriot dengan rudal hipersonik Kinzhal di Kyiv, pada Selasa (16/5/2023).
Sementara itu, AS mengklaim bahwa kompleks yang diserang tersebut hanya dirusak, bukan dihancurkan, seperti dilansir dari TASS, pada Kamis (18/5/2023).
Baca Juga
Secara keseluruhan, pasukan Ukraina saat ini memiliki dua sistem Patriot, satu diserahkan oleh AS, satu lagi diserahkan bersama oleh Jerman dan Belanda.
Adapun hingga kini tidak diketahui secara pasti sistem mana yang terkena serangan dari rudal Rusia tersebut.
Perlu diketahui, bahwa satu sistem Patriot menelan biaya sekitar $1 miliar atau Rp14,8 triliun, dan satu rudal Patriot berharga sekitar $3-4 juta atau Rp44,5 miliar-Rp59,4 miliar.