Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Turki: Perjanjian Ekspor Laut Hitam Bakal Diperpanjang

Rencana perpanjangan perjanjian tersebut dihasilkan setelah perundingan dengan pejabat Ukraina, Rusia, Turki, dan PBB,
Kapal-kapal, termasuk yang membawa biji-bijian dari Ukraina dan menunggu inspeksi, terlihat berlabuh di lepas pantai Istanbul pada 2 November 2022 di Istanbul, Turki. Rusia menangguhkan partisipasinya dalam Prakarsa Biji-Bijian Laut Hitam yang didukung PBB pekan lalu dengan menyatakan tidak dapat menjamin keselamatan kapal sipil setelah serangan terhadap armada Laut Hitam Rusia. Bloomberg/ Getty Images
Kapal-kapal, termasuk yang membawa biji-bijian dari Ukraina dan menunggu inspeksi, terlihat berlabuh di lepas pantai Istanbul pada 2 November 2022 di Istanbul, Turki. Rusia menangguhkan partisipasinya dalam Prakarsa Biji-Bijian Laut Hitam yang didukung PBB pekan lalu dengan menyatakan tidak dapat menjamin keselamatan kapal sipil setelah serangan terhadap armada Laut Hitam Rusia. Bloomberg/ Getty Images

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan bahwa usai berjalannya pembicaraan antara beberapa pejabat Ukraina, Rusia, Turki, dan PBB, para pihak menyepakati perpanjangan pakta biji-bijian Laut Hitam.

Sebelumnya, Rusia telah mengancam untuk keluar dari perjanjian pada 18 Mei menyusul hambatan ekspor biji-bijian beserta pupuknya. Keempat pihak tersebut membahas proposal PBB guna memperpanjang kesepakatan pada Kamis (11/5/2023).

"Para pihak sedang mendekati kesepakatan tentang perpanjangan periode perjanjian biji-bijian," kata Akar dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kementerian pertahanan Turki, dikutip Reuters pada Sabtu (13/5/2023).

Pembicaraan yang dilakukan selama dua hari di Istanbul tersebut terlihat selesai tanpa adanya persetujuan Rusia terkait perpanjangan.

AS dan Turki menengahi menjadi penengah pada perjanjian Laut Hitam tersebut sebagai upaya penanganan pada krisis pangan global yang diperburuk dengan perang di Ukraina.

Di waktu yang sama, PBB memberi persetujuan untuk membantu Moskow memfasilitasi pengiriman pertanian sendiri.

Pada hari Kamis, Kremlin mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dapat berbicara dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan apabila dibutuhkan terkait perpanjangan kesepakatan, tetapi hingga saat ini rencana tersebut belum juga terealisasi.

Adapun Akar mengumumkan bahwa dia telah memperoleh informasi bahwa kesepakatan yang dicapai bertujuan untuk pengembalian enam kapal dagang Turki yang kini berada di Pelabuhan Ukraina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper