Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Inggris sebut Rusia mengandalkan rudal jenis Kalibr untuk mengganggu serangan balik Ukraina.
Rusia memandang rudal jelajah jenis Kalibr sebagai potensi utama serangan jauh di dalam wilayah Ukraina untuk mengganggu serangan balasan. Tetapi, menurut Kemenhan Inggris, persediaan rudal tersebut kemungkinan terbatas.
Tercatat pada tanggal 9 Mei, Armada Laut Hitam Rusia meluncurkan delapan rudal jelajah serangan darat SS-N-30a SAGARIS (NATO melaporkan nama Kalibr) di Ukraina, hanyalah penggunaan kedua dari roket ini sejak 9 Maret.
Adapun dari intelijen Inggris, hingga Maret 2023, angkatan laut Rusia sering meluncurkan Kalibr untuk menyerang Ukraina. Namun berhenti menggunakannya untuk memulihkan stok cadangannya.
Selain tugas jangka pendek untuk mencoba menghalangi serangan balik Ukraina yang akan datang, Rusia dilaporkan mengharapkan rudal Kalibr untuk melakukan peran penting dalam setiap konflik hipotetis dengan NATO.
“Bagaimana menggunakan senjata yang langka dan mahal ini adalah salah satu dari banyak dilema yang dihadapi para komandan Rusia karena perang di Ukraina telah berlangsung lebih lama dari yang mereka rencanakan semula,” pembaruan itu menyimpulkan.
Mengutip laporan CNN melaporkan pada 12 Mei, senior militer AS dan seorang pejabat tinggi Barat mengatakan, Angkatan Bersenjata Ukraina telah memulai membentuk operasi menjelang serangan balasan.
Membentuk taktik standar yang dikembangkan sebelum operasi gabungan besar, melibatkan penyerangan target seperti depot senjata, pusat komando, kendaraan lapis baja, dan sistem artileri untuk mempersiapkan medan perang bagi pasukan yang bergerak maju.