Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei Indikator: Elektabilitas PDIP Jeblok Akibat Penolakan Israel

Survei terbaru Politik Indonesia menunjukkan indikasi elektabilitas PDIP menurun akibat penolakan Timnas Israel U-20.
Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan (BPEK) Pusat PDI Perjuangan (PDIP) menggelar Apel Siaga Petani MSP, Daulat Pangan Nasional, Petani Sejahtera di Sekolah Partai PDIP, Jalan Ray Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (3/2/2023) pagi./Dok. PDIP
Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan (BPEK) Pusat PDI Perjuangan (PDIP) menggelar Apel Siaga Petani MSP, Daulat Pangan Nasional, Petani Sejahtera di Sekolah Partai PDIP, Jalan Ray Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (3/2/2023) pagi./Dok. PDIP

Bisnis.com, JAKARTA - Survei terbaru dari Indikator Politik Indonesia menunjukkan indikasi elektabilitas PDI Perjuangan (PDIP) menurun akibat penolakan Timnas Israel U-20 bertanding di Indonesia.

Sebagai informasi, PDIP dan beberapa lembaga lain menyatakan penolakan Timnas Israel U-20 bertanding di Indonesia. Diyakini, karena gelombang penolakan itu FIFA membatalkan status tuan rumah Indonesia atas Piala Dunia U-20.

Survei Indikator ini menanyakan kepada responden, calon legislatif dari partai politik (parpol) mana yang akan dipilih jika pemilihan DPR diadakan sekadang. Hasilnya, PDIP memperoleh 15,2 persen suara.

Meski masih jadi parpol dengan elektabilitas tertinggi, namun ada penurunan suara PDIP.

Peneliti utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menjelaskan PDIP memperoleh 19 persen suara pada survei Maret 2023. Namun pada survei April 2023 ini, PDIP hanya memperoleh 15,2 persen suara.

"Jadi memang ada tren penurunan PDI Perjuangan," ujar Burhanuddin saat memaparkan hasil survei secara daring, Rabu (19/4/2023).

Lebih lanjut, dia memaparkan ada indikasi penurunan elektabilitas PDIP terjadi karena penolakan partai berlambang banteng hitam itu atas kehadiran Timnas Israel di Piala Dunia U-20 yang awalnya dijadwalkan diselenggarakan di Indonesia.

Burhanuddin mencontohkan, lebih banyak responden yang memilih PDIP jika dia tak tahu FIFA telah membatalkan status tuan rumah Indonesia atas Piala Dunia U-20.

"Elektabilitas PDIP itu lebih besar di kalangan yang tidak tahu FIFA membatalkan status tuan rumah. Semakin tahu FIFA membatalkan status tuan rumah Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia, elektabilitas PDIP semakin tertekan," jelasnya.

Tak hanya itu, elektabilitas antara PDIP dan Gerindra beda tipis di antara responden yang tahu Indonesia awalnya tunjuk FIFA sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Menurut Burhanuddin, itu menjadi indikasi bahwa adanya peralihan pemilih PDIP ke Gerindra.

"Gerindra mendapatkan keuntungan dari sikap PDI Perjuangan yang menolak kehadiran Timnas Israel," ujarnya.

Survei Indikator ini diselenggarakan pada 8 hingga 13 April 2023 dengan jumlah sampel 1212 yang tersebar di seluruh Indonesia. Sampel dipilih menggunakan teknik proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening, dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen.

Berikut hasil elektabilitas lengkap parpol versi survei Indikator 8-13 April 2023:

1. PDIP: 15,2 persen

2. Gerindra: 14,7 persen

3. Golkar: 8,8 persen

4. Demokrat: 6,3 persen

5. NasDem: 6,3 persen

6. PKB: 6,2 persen

7. PKS: 5,2 persen

8. Perindo: 3,6 persen

9. PAN: 2,1 persen

10. PPP: 1,9 persen

11. PSI: 0,8 persen

12. Partai Ummat: 0,8 persen

13. Partai Buruh: 0,5 persen

14. Partai Gelora: 0,5 persen

15. PKN: 0,4 persen

16. Partai Garuda: 0,4 persen

17. PBB: 0,3 persen

18. Hanura: 0,2 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper