Bisnis.com, JAKARTA - Partai politik pendukung pemerintah Presiden Joko Widodo berencana membentuk suatu koalisi besar untuk menghadapi Pilpres 2024.
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pun menjamin PDI Perjuangan akan bergabung ke koalisi besar jika wacana itu terwujud.
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy alias Rommy memastikan keikutsertaan PDIP ke koalisi besar merupakan suatu keniscayaan.
"Koalisi besar, jika terbentuk, pasti akan melibatkan PDIP," ungkap Rommy saat dikonfirmasi, Rabu (19/4/2023).
Meski begitu, dia menyadari bahwa PDIP ingin kadernya yang menjadi calon presiden (capres). Oleh sebab itu, Rommy mengatakan penentuan capres memang harus dibahas secara matang jika memang ingin koalisi besar terwujud.
"Itu yang harus dibahas bersama kalau koalisi itu terbentuk," jelasnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Rommy juga mengakui PPP akan menunggu PDIP menentukan capres usungannya sebelum memutuskan bergabung ke koalisi besar. Dia beralasan, PDIP mempunyai tiket emas alias golden ticket untuk mengusung capres di Pilpres 2024.
"Apapun, yang miliki golden ticket hanyalah PDIP. Wajar kalau semua partai menunggu siapa capresnya," ungkap Rommy.
Golden ticket yang dimaksud yaitu hanya PDIP yang bisa mencalonkan pasangan presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) tanpa berkoalisi, sebab PDIP sudah melewati aturan presidential threshold atau ambang batas minimal pencalonan presiden.
Aturan presidential threshold ada dalam UU 7/2017 (UU Pemilu). Dalam Pasal 222, dikatakan hanya parpol atau gabungan parpol yang setidaknya punya 20 persen kursi di DPR RI yang bisa mendaftar capres-cawapresnya dalam pemilu. Saat ini, hanya PDIP yang punya kursi DPR di atas 20 persen yakni 22,26 persen.
Keuntungan PDIP itu, ujar Rommy, menjadi pertimbangan PPP sebelum menentukan koalisinya ke depan untuk menghadapi Pilpres 2024.
"Karena di situ menjadi pertimbangan kami atas langkah selanjutnya," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto memastikan pihaknya akan berkoalisi untuk menghadapi Pilpres 2024. Untuk membangun negara, lanjutnya, memang harus dengan semangat gotong royong. Hasto sendiri lebih suka menggunakan frasa kerja sama daripada koalisi.
"Kalau kerja sama kan sesuatu keniscayaan karena kita bangsa dengan spirit gotong royong," jelas Hasto di Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Selasa (18/4/2023).
Sebagai informasi, koalisi besar wacananya akan diisi oleh Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Gerindra, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Belakangan, PDIP juga menyatakan akan berkonsolidasi untuk membentuk koalisi besar.