Bisnis.com, JAKARTA – Partai NasDem memastikan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) tetap solid kendati diterpa kabar terancam bubar karena deadlock soal calon wakil presiden (cawapres).
Hal ini dilontarkan untuk kekhawatiran Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD tentang koalisi pendukung Anies Baswedan tersebut.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai NasDem Hermawi Taslim mengakui cawapres untuk Anies memang masih dalam pembicaraan, namun KPP merupakan satu-satunya koalisi yang sudah punya capres usungan. Oleh sebab itu, dia tak terlalu memikirkan kekhawatiran Mahfud.
“Silakan saja Mahfud berpendapat apa pun, yang jelas KPP satu-satu koalisi yang sudah punya presiden dan sudah mencukupi PT [presidential threshold] 28 persen,” ungkap Hermawi kepada Bisnis, Senin (17/4/2023).
KPP terdiri dari Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Mereka sudah mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden (capres) usung untuk Pilpres 2024.
Adapun untuk cawapres, lanjutnya, saat ini masih digodok oleh Tim Kecil yang diisi perwakilan dari ketiga partai pendukung dan juga dari pihak Anies. Nantinya, rekomendasi cawapres Tim Kecil akan disampaikan ke Anies.
Baca Juga
Memang, baik NasDem, Demokrat, dan PKS sudah setuju menyerahkan keputusan final soal penentuan cawapres ke tangan Anies. Hermawi menekankan, KPP akan selalu jadi koalisi terdepan dalam menentukan pilihan.
“Urusan cawapres urusan yang pasti selesai, kelompok kecil lagi kerja dan segera hasilnya akan di sampaikan ke pak Anies. KPP selalu selangkah lebih maju,” jelasnya.
Dia menambahkan, tokoh dari dalam maupun luar koalisi sama-sama berpeluang untuk jadi cawapres Anies. "Dari luar atau dari dalam, semua berpeluang,” ujar Hermawi.
Sebelumnya, NasDem mengatakan Mahfud masuk radar cawapres untuk pendamping Anies. Menanggapi itu, Mahfud khawatir perbedaan pilihan cawapres malah akan menurunkan soliditas KPP.
"Saya sayang sekali, [koalisi] yang sudah punya tiket seperti Anies ini pecah hanya karena ingin calon pendampingnya dari luar lalu merusak kekompakan, soliditas, tapi bagian dari bunga-bunga demokrasi menurut saya tidak apa-apa," ujar Mahfud dikutip dari YouTube R66 Newlitics, Minggu (16/4/2023).