Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Iran Pasang CCTV untuk Awasi Perempuan yang Tidak Berjilbab

Di Iran ada kebijakan yang mewajibkan wanita untuk berjilbab dan mengenakan pakaian yang longgar.
Bendera Iran. /Bloomberg
Bendera Iran. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Pihak berwenang Iran akan menggunakan kamera di tempat umum untuk memantau pergerakan wanita yang melanggar hukum jilbab negara itu.

Di Iran memang ada kebijakan yang mewajibkan wanita untuk berjilbab dan mengenakan pakaian yang longgar.

Aturan wajib jilbab di Iran telah menjadi isu yang sangat kontroversial selama bertahun-tahun dan telah menimbulkan banyak debat di antara masyarakat Iran dan di seluruh dunia.

Pihak yang mendukung kebijakan berpakaian wajib berargumen bahwa aturan ini merupakan bagian dari nilai-nilai Islam dan adab yang harus dihormati oleh semua orang, termasuk wanita.

Akan tetapi, banyak wanita di Iran yang menentang aturan ini, menganggapnya sebagai bentuk penindasan dan pelanggaran terhadap hak-hak mereka.

Adanya, penggunaan kamera dinilai semakin meningkatkan kekhawatiran tentang privasi dan kebebasan individu. Bahkan, tindakan ini dianggap memicu rasa ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan memperburuk situasi yang sudah tegang.

Akan tetapi pihak berwenang tidak menunjukkan tanda-tanda mundur dari masalah ini. "Dalam langkah inovatif dan untuk mencegah ketegangan dan konflik dalam penerapan hukum jilbab, polisi Iran akan menggunakan kamera pintar di tempat umum untuk mengidentifikasi orang-orang yang melanggar norma," kata kantor berita Tasnim dikutip dari CNN, Minggu (9/4/2023).

Apabila seorang wanita teridentifikasi tidak mengenakan jilbab, mereka akan dikirim pesan peringatan yang merinci waktu dan tempat spesifik para perempuan itu telah melanggar hukum.

“Dalam konteks menjaga nilai-nilai, melindungi privasi keluarga dan menjaga kesehatan mental dan ketenangan pikiran masyarakat, segala bentuk perilaku individu atau kolektif yang melawan hukum, tidak akan ditoleransi,” lapor Tasnim. 

Presiden Iran Ebrahim Raisi pun menegaskan soal keputusan mengenakan jilbab adalah kewajiban.

“Hijab adalah kebutuhan yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Mandat hukum mewajibkan setiap orang untuk mengikuti hukum,” ujarnya dilansir dari Reuters.

Sementara itu, beredar video dua wanita ditangkap karena tidak mengenakan jilbab di ruang publik pada Selasa (4/4/2023).

Menurut Kantor Berita Mizan, media milik pemerintah untuk peradilan Iran, rekaman tersebut menunjukkan, seorang pria mendekati salah satu wanita yang terbuka dan berbicara dengannya sebelum melanjutkan untuk mengambil sebotol yogurt dari toko dan melemparkannya, memukul kepala kedua wanita tersebut.

Saat ini insiden tersebut telah diselidiki, di mana tersangka laki-laki telah ditangkap karena mengganggu ketertiban. Sementara, kedua wanita ditangkap karena tidak mengenakan jilbab di tempat umum.

Dengan banyaknya wanita yang ditangkap, tak sedikit masyarakat Iran menentang aturan ini, apalagi usai meluasnya kabar kematian seorang wanita muda yang berada dalam tahanan akibat melanggar aturan jilbab.

Bahkan, banyak pengunjuk rasa telah membakar jilbab mereka dan memotong rambut mereka. Sayangnya, akibat aksi protes tersebut, pemerintah Iran pun memutuskan untuk menjatuhi hukuman mati bagi sejumlah pengunjuk rasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper