Bisnis.com, JAKARTA - China memberi peringatan kepada Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Kevin McCarthy untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa lalu.
Sebab menurut Tiongkok, keinginan AS untuk bertemu Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dengan alasan membantu perdamaian dan stabilitas regional bisa merugikan kedua belah pihak.
Seperti diketahui, McCarthy dari Partai Republik akan menjadi tuan rumah pertemuan di California dengan Tsai, dalam sebuah persinggahan sensitif di AS, telah memicu ancaman pembalasan dari China.
Dilansir dari Reuters pada Selasa (4/4/2023), China, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya, menggelar latihan perang di sekitar pulau tersebut pada Agustus lalu setelah Ketua DPR Nancy Pelosi, dari Partai Demokrat, mengunjungi ibu kota Taipei.
Tsai akan melakukan apa yang secara resmi disebut transit di Los Angeles dalam perjalanannya kembali ke Taipei setelah melakukan perjalanan ke Amerika Tengah.
Namun, pihak AS menegaskan persinggahan seperti itu adalah hal yang biasa dan tidak perlu ditanggapi secara berlebihan oleh China.
Baca Juga
Konsulat China di Los Angeles mengatakan bahwa tidak benar untuk mengklaimnya sebagai transit. Ia juga menambahkan jika Tsai terlibat dalam pertukaran resmi untuk melakukan pertunjukan politik.
Konsulat tersebut mengungkapkan tidak peduli dalam kapasitas apa McCarthy bertemu dengan Tsai, tapi yang jelas sikap tersebut akan sangat merugikan perasaan Beijing.
Ini juga akan mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan separatis Taiwan sehingga memengaruhi fondasi politik hubungan China-AS.
"Hal ini tidak kondusif bagi perdamaian, keamanan, dan stabilitas regional, dan tidak sesuai dengan kepentingan bersama rakyat China dan Amerika Serikat," ujar konsulat itu.
Menurutnya, McCarthy mengabaikan pelajaran dari kesalahan masa lalu di mana keduanya juga sempat terlibat referensi terselubung untuk kunjungan Pelosi ke Taipei.
"Dia tidak diragukan lagi akan mengulangi kesalahan masa lalu yang membawa bencana dan semakin merusak hubungan China-AS. Hal ini hanya akan memperkuat tekad dan tekad kuat rakyat China untuk berbagi musuh bersama dan mendukung persatuan nasional." lanjutnya.
Konsulat itu menambahkan China akan mengikuti perkembangan dengan seksama dan secara tegas serta penuh semangat mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya.
Adapun, kementerian luar negeri (Kemenlu) Taiwan mengatakan China tidak memiliki hak untuk mengeluh, karena Republik Rakyat Tiongkok (RRT) tidak pernah memerintah pulau tersebut.
"Kritik China baru-baru ini terhadap perjalanan Tsai menjadi semakin tidak masuk akal. Bahkan jika pemerintah otoriter melanjutkan ekspansinya dan mengintensifkan pemaksaan, Taiwan tidak akan mundur." ujar Menlu.