Bisnis.com, JAKARTA - Memasuki bulan Ramadan, umat muslim juga akan melakukan salat sunnah Tarawih. Salat Tarawih dilakukan setelah salat Isya pada tiap malam di bulan Ramadan.
Dilansir dari nu.or.id, Senin (21/3/2023), salat Tarawih dilakukan sebagai bentuk untuk menghidupkan malam Ramadan. Salat ini memiliki hukum sunnah bagi laki-laki maupun perempuan. Setelah salat Tarawih, umat Islam biasanya melanjutkannya dengan salat sunnah Witir.
Ada hadist dari HR. Bukhari & Muslim yang menerangkan bahwa Rasulullah pernah melaksanakan salat Tarawih pada malam awal Ramadan, tetapi berhenti datang ke masjid pada hari ketiga dan keempat saat melihat antusiasme yang sangat tinggi dari sahabat-sahabatnya. Berikut arti dari hadist yang dimaksud.
“Dari ‘Aisyah Ummil Mu’minin radliyallahu ‘anha, sesungguhnya Rasulullah pada suatu malam shalat di masjid, lalu banyak orang shalat mengikuti beliau. Pada hari ketiga atau keempat, jamaah sudah berkumpul (menunggu Nabi) tapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam justru tidak keluar menemui mereka. Pagi harinya beliau bersabda, 'Sungguh aku lihat apa yang kalian perbuat tadi malam. Tapi aku tidak datang ke masjid karena aku takut sekali bila shalat ini diwajibkan pada kalian.” Sayyidah ‘Aisyah berkata, 'Hal itu terjadi pada bulan Ramadhan’.” (HR Bukhari dan Muslim).
Jumlah rakaat pada salat Tarawih berbeda-beda sesuai dengan golongan umat Islam yang ada. Ada yang melakukan sebanyak 11 rakaat, 23 rakaat, atau bahkan lebih. Melansir muhammadiyah.or.id, menurut Wakil Ketua Lembaga Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agus Tri Sundani, ada beberapa ulama atsar dan sahabat Nabi yang tidak membatasi jumlah rakaat salah Tarawih.
Tata cara salat Tarawih juga sama dengan sala-salat wajib atau sunnah lainnya, seperti tidak ada aturan harus membaca surat pendek apa setelah Al-Fatihah. Salat Tarawih hukumnya sunnah, tetapi dianjurkan untuk melakukannya secara berjamaah. Walaupun begitu, salat Tarawih juga bisa dilakukan sendirian atau munfarid.
Berikut niat salat Tarawih sebagai imam:
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى
Baca Juga
Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.
Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah swt.”
Niat salat Tarawih sebagai makmum:
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta‘ālā.
Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah swt.”
Niat salat Tarawih ketika dilakukan sendiri atau munfarid:
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta‘ālā.
Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai karena Allah swt.”
