Bisnis.com, JAKARTA - Australia, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) sepakat untuk memberikan senjata konvensional dan kapal selam bertenaga nuklir ke pemerintah Australia melalui kemitraan keamanan trilateral AUKUS.
Rencana tersebut sesuai dengan perjanjian yang disepakati oleh Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, PM Inggris Rishi Sunak, serta Presiden AS Joe Biden pada Senin (13/3/2023).
AUKUS yang merupakan aliansi pertahanan strategis tiga arah antara Australia, Inggris, dan AS yang pertama kali diumumkan pada 15 September 2021 ini disebut sebagai bentuk komitmen bersama untuk mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Lebih luas lagi, AUKUS menjadi komitmen ketiganya untuk menjaga sistem internasional yang menghormati hak asasi manusia, supremasi hukum, serta penyelesaian sengketa secara damai dan bebas dari paksaan.
Pembentukan aliansi ini disebut juga sebagai tanggapan terhadap invasi Rusia ke Ukraina yang tidak beralasan, tidak dapat dibenarkan, dan melanggar hukum.
Sebelum akhirnya menyepakati keputusan untuk memberikan senjata konvensional dan kapal selam bertenaga nuklir ke Australia, ketiga negara sebelumnya telah mengadakan beberapa pertemuan tinggi.
Baca Juga
Pertemuan kelompok pejabat senior
Pada 10 Maret 2022, Penasihat Keamanan Nasional dari ketiga negara sekutu bertemu secara virtual untuk meninjau perkembangan dari AUKUS dan memberikan arahan kepada kemitraan trilateral.
Pertemuan kelompok pengarah bersama
Ketiga negara sekutu kemudian mengadakan beberapa pertemuan kelompok pengarah bersama untuk masing-masing jalur upaya AUKUS, termasuk sesi tatap muka di Canberra, London, serta Washington.
Pertemuan kelompok kerja
Australia, Inggris, dan AS selanjutnya membentuk 17 kelompok kerja trilateral, yang 9 kelompok di antaranya terkait dengan kapal selam bertenaga nuklir. Masing-masing kelompok juga dilaporkan telah beberapa kali bertemu.
Kapal Selam Bertenaga Nukklir dan Masa Depan Australia
Pada 2021, PM Australia Scott Morrison, mantan PM Inggris Boris Johnson, serta Presiden Joe Biden setuju untuk menentukan jalur optimal untuk memaksimalkan kemampuan kapal selam bertenaga nuklir yang dipersanjatai secara konvensional oleh Australia. Mitra AUKUS telah mengambil langkah penting menuju implementasi.
Melalui persetujuan untuk mengirimkan kapal selam bertenaga nuklir ke Australia, ada beberapa hal yang telah dan akan dipenuhi dipenuhi oleh negara kangguru itu.
Penatalayanan Nuklir
Pertama, adalah penatalayanan nuklir. Langkah tersebut pun telah dilakukan oleh ketiga negara sekutu pada Februari 2023.
Tim gabungan dari ketiga negara tersebut juga mengunjungi beberapa wilayah di Australia untuk melakukan baseline penatagunaan nuklir, infrastruktur, tenaga kerja, serta kemampuan dan persyaratan industri.
Tenaga Kerja Australia
Kedua, AUKUS perlu memastikan bahwa Australia memiliki tenaga kerja dengan keterampilan, pelatihan, serta kualifikasi yang dibutuhkan untuk membangun, mengoperasikan, serta mempertahankan kemampuan kapal selam bertenaga nuklir tersebut. Misalnya tenaga kerja yang telah menempuh pendidikan di bidang ilmu teknik nuklir.
Pangkalan Kapal Selam Baru
Ketiga, setelah kapal selam bertenaga nuklir itu tiba di Australia, pemerintah setempat berencana untuk membangun pangkalan kapal selam baru di pantai timur Australia.
PM Morrison pada 7 Maret 2022 mengatakan, pangkalan baru itu akan beroperasi secara bersamaan dengan pangkalan selam yang ada di bagian Barat Australia.
Lapangan Konstruksi Kapal Selam Bertenaga Nuklir
Keempat, pemerintah Australia juga berencana untuk membangun lapangan konstrikusi kapal selam bertenaga nuklir.
Sebagai langkah awal, pihak berwenang telah mengamankan beberapa lahan tambahan untuk keperluan pembangunan tak terkecuali lahan yang berdekatan dengan Galangan Kapal Osborne Utara di Australia bagian Selatan.
Non-proliferasi
Sejak pengumuman AUKUS, Australia telah terlibat secara proaktif dengan Badan Energi Atom Internasional dalam aspek non-proliferasi. Kini, Dewan Gubernur IAEA Rafael Mariano Grossi menyebut bahwa Australia, Inggris, dan AS menjadi negara yang berkomitmen untuk memastikan standar non-proliferasi dan perlindungan tertinggi terpenuhi.
Adapun, aliansi AUKUS dinilai telah mencapai kemajuan pesat dalam empat kemampuan lanjutan yang diidentifikasi oleh ketiga pihak pada September 2021. Baru-baru ini, ketiganya bahkan telah memulai pekerjaan di empat bidang tambahan.
Kemampuan bawah laut
Melalui proyek sistem otonomi robotika bawah laut AUKUS (AURAS), Australia telah berkolaborasi dengan kedua negara lain dalam hal kendaraan air otonom. Langkah ini akan menjadi pengganda kekuatan yang signifikan bagi pasuka maritim Australia.
Uji coba awal dan eksperimen kemampuan ini diwacanakan akan dilakukan pada 2023.
Teknologi Kuantum
Melalui AUKUS, telah dihasilkan teknologi kuantum berupa pengaturan kuantum AQuA. Teknologi terbaru ini akan memiliki fokus awal pada teknologi kuantum untuk penentuan posisi, navigasi, serta waktu.
Kecerdasan buatan dan otonomi
Kerja sama trilateral dalam kecerdasan buatan (Al) dan otonomi yang akan menjadi pendukung penting untuk meningkatkan kemampuan pasukan militer, meningkatkan kecepatan dan ketepatan proses pengambilan keputusan untuk mempertahankan keunggulan dan bertahan dari ancaman yang dimungkinkan oleh Al.
Siber lanjutan
Mengingat pentingnya domain siber untuk kemampuan tingkat lanjut, ketiga negara memutuskan untuk berfokus pada upaya untuk memperkuat kemampuan siber, termasuk melindungi sistem komunikasi dan operasi penting.
Kemampuan hipersonik dan kontra-hipersonik
Selanjutnya, mitra AUKUS juga akan bekerja sama untuk mempercepat pengembangan kemampuan hipersonik dan kontra-hipersonik tingkat lanjut.
Peperangan elektronik
Australia, Inggris, dan AS akan bekerja sama untuk berbagi pemahaman terkait alat perang, teknik, serta teknologi yang memungkinkan pasukan kita beroperasi di lingkungan yang diperebutkan dan terdegradasi.
Inovasi
Pekerjaan kami dalam inovasi bertujuan untuk mempercepat perusahaan inovasi pertahanan kami masing-masing dan belajar dari satu sama lain, termasuk cara mengintegrasikan teknologi komersial untuk menyelesaikan kebutuhan perang dalam waktu yang cepat.
Berbagi informasi
Ketiga negara sekutu akan memperluas dan mempercepat pembagian informasi sensitif, termasuk sebagai prioritas pertama yang memungkinkan alur kerja yang mendukung pekerjaan kami di bidang kemampuan lanjutan yang disepakati.