Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengungkapkan akan segera berbicara dengan Xi Jinping terkait rincian kesepakatan kapal selam AUKUS (Australia, Inggris, Amerika) yang dianggap bertujuan untuk melawan China.
Joe Biden menegaskan akan segera berbicara dengan Xi agar tidak terjadi kesalahpahaman terkait mendukung AS untuk kapasitas kapal selam nuklir Australia.
Dilansir dari Reuters pada Selasa (14/3/2023), Presiden AS menjelaskan kapal selam ini bukan sebuah senjata nuklir, melainkan bertenaga nuklir.
Hal ini disampaikan dalam pengumuman yang di buat di Point Loma Naval Base, California, Amerika Serikat (AS) ketika Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak dan Anthony Albanese berkunjung ke Washington.
Meskipun sudah memiliki rencana untuk berbicara dengan Xi, Biden tidak memberi tahu kapan waktu merealisasikan hal tersebut.
Sebelumnya, pada pertengahan Februari Biden berharap bisa berbicara dengan Xi terkait apa yang dikatakan Amerika Serikat sebagai balon mata-mata China. Pasalnya, hal tersebut telah memperburuk hubungan kedua negara adidaya tersebut menjadi semakin tegang.
Baca Juga
Penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengatakan Amerika Serikat ingin membangun kembali komunikasi yang baik dengan China.
Biden diperkirakan akan berbicara dengan Xi melalui telepon setelah pemerintah China kembali bekerja setelah Kongres Rakyat Nasional yang berakhir pada hari Senin.
Pembicaraan harus dilakukan sebab China menganggap kerjasama AUKUS untuk mengirim kapal selam nuklir ke Australia ini sebagai tindakan proliferasi nuklir yang ilegal.
"Persaingan membutuhkan dialog dan diplomasi. Kami mendorong RRT (Republik Rakyat Tiongkok) untuk memiliki pola komunikasi yang teratur di tingkat senior," kata Sullivan.
Sullivan mengatakan selama 18 bulan AS telah berkomunikasi dengan China tentang AUKUS dan mencari lebih banyak informasi dari mereka tentang niat mereka.
Adapun, Juru bicara kementerian luar negeri (Kemenlu) China Wang Wenbin mengatakan dalam sebuah taklimat rutin pada hari Selasa bahwa Beijing dan AS terus menjalin komunikasi yang diperlukan.
"Kami percaya bahwa nilai dan pentingnya komunikasi adalah untuk meningkatkan tingkat pemahaman dan mengelola perbedaan kita, bukan untuk berkomunikasi demi berkomunikasi. Pihak AS harus maju dengan tulus, dengan tindakan praktis untuk mempromosikan hubungan China-AS," kata Wang.