Bisnis.com, JAKARTA - Juru Bicara Komando Angkatan Udara Ukraina Yury Ignat mengatakan bahwa pertahanan udara Ukraina tidak mampu mencegat dan menembak jatuh rudal Hipersonik Kinzhal milik Rusia.
Ukraina menyebut Rusia telah menggunakan 6 rudal Hipersonik Kinzhal yang terbang berkali-kali lebih cepat dari kecepatan suara untuk menyerang Ukraina.
"Sayangnya, kami berurusan dengan rudal Kinzhal dan Kh-22 dan kami tidak dapat melawan rudal ini sejauh ini karena mereka mengikuti jalur penerbangan balistik dan kami tidak memiliki kemampuan untuk melawan mereka,” katanya.
Presiden Rusia Vladimir Putin sangat memuji rudal Hipersonik Kinzhal, sebagai senjata yang tidak dapat ditangani oleh aliansi NATO yang mendukung Ukraina.
Melansir dari Aljazeera, senjata Hipersonik ini memiliki spesifikasi yakni bergerak di atmosfer atas dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara, atau sekitar 6.200 km/jam (3.852 mph) dan dapat menghindari sistem radar canggih.
Terdapat dua jenis utama rudal Hipersonik. Salah satunya adalah Hypersonic Glide Vehicle (HGV), yang meninggalkan atmosfer bumi dan kemudian terjun kembali ke dalamnya.
Baca Juga
Lalu, yang kedua adalah rudal jelajah Hipersonik (HCM). Meski tidak secepat jenis yang pertama, rudal ini terbang rendah dengan kecepatan yang sangat tinggi, yang dapat memberi lawan sedikit waktu untuk bereaksi. Rudal ini juga dapat membawa hulu ledak nuklir.
Lebih lanjut, Kinzhal adalah rudal balistik yang diluncurkan dari udara yang mampu membawa hulu ledak nuklir atau konvensional.
Kinzhal memiliki jangkauan yang dilaporkan 1.500-2.000 km (930-1.240 mil) dengan muatan 480kg. Rudal ini dapat mencapai kecepatan hingga Mach 10 (12.350 km/jam atau 7.674 mph).
Sebelumnya, Putin mengatakan bahwa Rusia adalah pemimpin global dalam rudal Hipersonik dengan kecepatan, kemampuan manuver, dan ketinggiannya yang membuat rudal itu sulit dilacak dan dicegat.
Sementara itu di Ukraina, rudal Kinzhal pertama kali digunakan pada Maret 2022 dalam perang untuk menghancurkan depot bahan bakar.