Samakan Persepsi, Minimalisir Polarisasi di Pemilu 2024
Wapres Ma'ruf meminta agar seluruh pihak dapat menyamakan persepsi bahwa pemilu menjadi salah satu cara untuk merawat keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dia menilai bahwa ujian terhadap kebinekaan dan persatuan bangsa seringkali dialami ketika menjelang dan saat pelaksanaan Pemilu.
“Menjelang Pemilu, saat Pemilu, bahkan sesudahnya, masyarakat seringkali terpolarisasi akibat panasnya tensi politik,” tuturnya di The St. Regis Jakarta, Senin (13/3/2023).
Wapres menekankan bahwa pemilu sejatinya adalah ajang untuk menemukan pemimpin terbaik bangsa. Untuk tujuan tersebut, partai politik peserta pemilu mestinya berjuang merebut suara rakyat melalui suguhan gagasan-gagasan baru dan cemerlang.
Dia melanjutkan, meskipun strategi polarisasi mungkin saja dapat memenangkan suara, tetapi hal itu sekaligus juga merusak negara. Oleh karena itu, strategi pemenangan pemilu wajib mengedepankan persatuan nasional meskipun peserta pemilu tengah bersaing untuk menang.
Ma’ruf pun menyayangkan bahwa pengalaman pada pemilu yang lalu menunjukkan terjadinya polarisasi yang tajam di masyarakat. Sebagian pendukung saling menjatuhkan dengan isu politik identitas, alih-alih adu gagasan mengenai konsep berbangsa dan program untuk mengatasi tantangan strategis di tingkat lokal dan global.
Baca Juga
“Kondisi tersebut sungguh memprihatinkan dan menjadi ujian yang mengancam bangsa kita. Pemilu seolah menjadi kontraproduktif karena berpotensi memecah-belah bangsa. Hal ini sangat bertentangan dengan cita-cita negara dan demokrasi Tentunya kita tidak ingin mengulangi pengalaman buruk Pemilu yang lalu. Kita mesti bulatkan tekad dan satukan langkah agar Pemilu 2024 menjadi pemilu yang aman, damai dan berkualitas,” tuturnya.
Oleh sebab itu, menurutnya, nilai dari Pancasila perlu semakin digenggam sebagai kunci dalam menghadapi Pemilu 2024.
“Kampanye pemilu tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, misalnya menggunakan isu SARA,” pungkas Ma’ruf.
Ma’ruf juga meminta setiap partai politik menggunakan cara baik dalam berkampanye menjelang pemilu yang akan dilaksanakan pada Februari mendatang. Menurutnya, dalam strategi kampanye tidak boleh disisipkan narasi-narasi yang bisa merusak keutuhan bangsa.
Sementara itu, kepada penyelenggara Pemilu, Wapres menegaskan untuk bertugas sesuai dengan aturan, adil, dan jujur. Selain itu, para penegak hukum juga mamberikan dukungan berupa pengawasan dan penindakan tegas terhadap para pelanggar.
"Masyarakat sendiri supaya tidak terprovokasi ya, oleh isu-isu yang kemungkinan muncul ya, isu hoaks, isu fitnah, isu yang memecah belah bangsa,” pungkas Ma’ruf.
Senada, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menambahkan upaya pemerintah saat ini untuk meredam konflik perbedaan pandangan politik adalah dengan mengurangi masa kampanye.
Selanjutnya, dia juga mengimbau agar pihak-pihak terkait dan kandidat yang akan maju untuk terus menggaungkan nilai-nilai kebangsaan seperti pluralisme, kebinekaan, hingga persatuan bangsa.
“Empat pilar harus didengungkan, terus dikampanyekan oleh semua pihak yang peduli kepada bangsa ini, baik secara melalui tadi secara fisik dan tidak hanya melalui forum akademik formal, tetapi juga kegiatan-kegiatan kesenian dan olahraga sehingga otomatis isu politik identitas akan menjadi musuh bersama,” tandas Tito.