Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyayangkan masih terjadinya penyebaran informasi dan berita bohong (hoaks) yang makin aktif tersebar menjelang kontesasi politik pemilihan umum (pemilu) 2024.
Hal ini disampaikannya saat mengisi agenda sebagai pembicara di acara Townhall Meeting 'Tut Wuri Handayani: Mendorong dan Menemukan Keteladanan Politik Ala Anak Muda' di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM.
Dia menceritakan tersebar hoaks yang menegaskan bahwa semua semua aset milik Mahfud MD disita oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan temuan hingga Rp455 Miliar.
“Ini berita minggu lalu, tetapi sekarang saya ada di sini, padahal kejadiannya ketika ramai-ramai [wartawan] saya mengatakan pejabat di pajak itu agar disikat menyalahgunakaan kekuasaan, tangkap kalau terbukti melakukan pencucian uang, sita uangnya, geledah rumahnya malah yang keluar berita seperti ini,” katanya, Rabu (8/3/2023).
Lebih lanjut, Ketua Tim Penggerak Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) itu juga berguyon lantaran menemukan berita bohong kembali terkait dirinya yang kali ini disebutkan menyukai seorang aktris Tanah Air.
“Mahfud MD ingin nikahi Bunga Citra Lestari, kenal saja enggak. Saya memang mengikuti filmnya yang sama Reza Rahadiam yang My Stupid Boss itu lucu, menghibur, dan enak ditonton. Namun, kenal dekat saja tidak [dengan para pemain],” ujarnya sembari disambut tawa penonton.
Baca Juga
Selain itu, dia melanjutkan berita disinformasi lainnya yang kali ini menyasar untuk memfitnah ulama Muhammad Rizieq Shihab. Sehingga diakuinya ulah tersebut sangat merugikan orang lain.
“Ada lagi, Kerajaan arab Saudi memantapkan Habieb Rizieq sebagai keturunan Ke-38 Rasullulah SAW, tidak ada. Bahkan, Arab Saudi ketika ditanyakan [validitas berita ini] mereka tertawa. ‘Mana ada di sini ketetapan keturunan Nabi Ke-38, tidak ada’. [Berita] ini jelas memfitnah Habieb Rizieq,” tuturnya.
Oleh sebab itu, Mahfud mengatakan bahwa stabilitas politik di Negeri ini, perlu diperkuat dengan meredam kehadiran berita bohong, apalagi menjelang Pemilu 2024.
Penyebabnya, dia menilai kontestasi politik tersebut menjadi momentum bagi Indonesia saat semua warga memiliki kesempatan untuk memilih presiden dan wakil presiden, serta memilih wakil rakyat dari level kabupaten sampai dengan nasional.