Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara melalui telepon dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, untuk membahas masalah percepatan bantuan militer ke Ukraina.
Menurut juru bicara dari Istana Elysee, Macron juga menekankan komitmennya terhadap rencana Zelensky dari 10 poin. Macron juga meyakinkan bahwa dia akan mendukung inisiatifnya itu di arena internasional.
Saluran televisi BFM Prancis melaporkan dengan mengutip juru bicara Istana Elysee, pada Minggu (19/2/2023).
Jubir itu juga mengatakan bahwa kedua presiden itu membahas komitmen yang dilakukan oleh mitra Eropa dan negara-negara NATO selama Konferensi Keamanan Munich tentang perlunya memperkuat dan mempercepat dukungan militer untuk Ukraina.
"Presiden Prancis menegaskan kembali komitmennya terhadap rencana 10 poin Zelensky dan berjanji untuk mendukung inisiatif ini di arena internasional selama acara diplomatik berikutnya," katanya, seperti dilansir dari TASS, Senin (20/2/2023).
Adapun hingga saat ini, Prancis telah mengirimkan 18 howitzer self-propelled Caesar ke Ukraina dan dua baterai sistem pertahanan udara Crotale.
Baca Juga
Pada Desember lalu, Macron mengatakan bahwa Prancis berencana untuk memberi Kyiv sejumlah senjata dan amunisi baru pada awal 2023.
Selain itu, kementerian angkatan bersenjata Prancis mengatakan sebelumnya bahwa kesepakatan untuk mengirimkan radar Ground Master 200 (GM200) ke Ukraina ditandatangani pada 1 Februari lalu.
Lebih lanjut, juga dilaporkan bahwa kesepakatan telah ditandatangani dengan Italia untuk pembelian sekitar 700 roket Aster 30 untuk sistem pertahanan udara SAMP/T yang dikenal sebagai Mamba di Prancis.
Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Sebastien Lecornu mengatakan pada Sabtu (19/2/2023) bahwa tank beroda AMX-10RC Prancis akan mencapai Ukraina pada akhir pekan depan.
Sebelumnya, dalam pidato video di KTT G20 pada pertengahan November lalu, Zelensky mengatakan bahwa Kyiv memiliki rencana perdamaian 10 poin.
Rencana perdamaian itu mencakup khususnya untuk memastikan keamanan nuklir, pangan dan energi, pertukaran tahanan di bawah formula semua-untuk-semua, pemulihan integritas teritorial Ukraina.
Sementara itu, sekretaris pers kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengatakan bahwa Kremlin tidak mengetahui apapun tentang rencana ini.
Pihaknya mencatat bahwa pernyataan Zelensky tentang penyelesaian damai dibuat tanpa memperhitungkan situasi saat ini.